Sempat Jebol, Tanggul Sungai Pemali di Desa Tengki Brebes Dikatakan Sudah Aman

Tanggul di desa tersebut sempat longsor dan jebol sepanjang 20 meter dengan lebar tiga meter

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Sejumlah titik tanggul Sungai Pemali Kabupaten Brebes 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan tanggul Sungai Pemali di Desa Tengki, Brebes sudah diperbaiki dan dipastikan sudah aman saat musim hujan ini.

Tanggul di desa tersebut sempat longsor dan jebol sepanjang 20 meter dengan lebar tiga meter.

Belum bertambah parah, aparat pemerintah dan warga setempat langsung menutup dan menguatkan tanggul menggunakan karung berisi tanah dan urukan tanah. Jika tidak, sekitar 9 desa terancam terendam banjir.

Setelah itu, perbaikan dilakukan dengan memasang sheet pile serta membangun beton pengait. Baru sebulan dibangun dengan nilai Rp 4 miliar, tanggul kembali jebol. Ambrolnya tanggul dikatakan karena berada pada lekukan sungai berarus deras, sehinggga infrastruktur tidak kuat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah, Eko Yunianto, menuturkan saat ini tanggul yang awalnya hampir jebol tersebut sedang tahap penyelesaian. Dia pun memastikan tanggul sudah aman dan kuat menahan terjangan arus sungai.

"Kami membangun dengan konsep petinju saat diserang. Pukulan itu diibaratkan seperti arus sungai yang tidak kenal menghujam terus.

Kalau dilawan dengan dobel konter, tidak bisa, akan kalah. Caranya yakni dengan mengurangi hujaman atau hantaman pukulan itu," kata Eko, Rabu (18/12/2019).

Yang dimaksud dengan mengurangi hantaman itu yakni menurunkan intensitas arus atau gelombang air sungai agar tidak terlalu kuat menabrak dinding tanggul.

Dengan morfologi sungai yang banyak lekukan, tanggul berpotensi jebol karena terkena arus sungai terus menerus, apalagi saat banjir.

Oleh karena itu, lanjutnya, dilakukan penanggulangan di wilayah sungai di atasnya, yakni dengan cara memapras tebing agar aliran sungai tidak berbelok parah dan terlalu kuat menabrak dinding tanggul.

"Untuk mengurangi hantaman, di daerah hulu atau atasnya itu kami belokan arah aliran sungai. Supaya, penetrasi berkurang.

Setelah itu, kami bisa melakukan dobel konter dengan cara menguatkan dinding tanggul," terangnya.

Proteksi yang dilakukan di dinding tanggul yakni memberikan gradian atau bronjong. Selain itu, ketebalan tanggul juga ditambah.

Menurutnya, dinamika dan kompleksitas sungai tinggi. Apalagi, terjadi di aliran sungai besar seperti Pemali.

"Kalau air saja bisa kami antisipasi, parahnya ada air, sampah, gedebok pisang yang ikut. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga alirang sungai, tidak membuang sampah sembarangan," Eko menambhkan. (mam)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved