Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UPDATE : Lalu Lintas Jalan Nasional Banjarnegara Sudah Lancar Pasca Longsor di Sigaluh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara masih memantau kondisi lokasi bekas longsor di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh Banjarnegara.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
istimewa
Longsoran tanah menimbun jalan utama Wonosobo-Banjarnegara, Selasa (17/12/2019) sore. 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara masih memantau kondisi lokasi bekas longsor di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh Banjarnegara.

Petugas juga membersihkan saluran air di sekitarnya untuk mengurangi risiko bencana.

Tebing setinggi sekitar 4 meter itu sebelumnya longsor hingga menutup badan jalan nasional hingga lalu lintas lumpuh total.

Selain menimbun jalan nasional, longsor juga menimpa rumah seorang warga di bawahnya hingga mengalami kerusakan.

Kepala BPBD Banjarnegara Arief Rahman mengatakan, masih ada potensi longsor susulan mengingat kondisi tanah labil.

Awalnya Dikira Keseleo, Christina Harus Tegar Melihat Buah Hatinya Terkena Kangker Tulang

Pemkab Rembang Tetapkan Siaga Bencana hingga April 2020

Jelang Natal, David Sebut Pesanan Patung Yesus dan Relief Perjamuan Terakhir Meningkat

P3 Bajomulyo Pati Tanam 550 Pohon di Pulau Seprapat

Potensi itu terjadi jika curah hujan tinggi.

"Itu juga kena rumah dan mengancam kios.

Penghuni rumah sudah mengungsi,"katanya

Arief mengatakan, akibat kejadian itu, lalu lintas di jalan nasional sempat lumpuh total.

Keadaan itu menimbulkan kemacetan parah sejak pukul sekitar 16.00 wib sampai pukul 22.00 Wib lebih.

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo langsung mengerahkan empat alat berat untuk membersihkan material longsor.

Material longsor dengan volume sekitar 800 meter kubik itu diangkut menggunakan delapan dump truk.

Selain memanfatkan jalur alternatif, sebagian pengendara, terutama kendaraan besar harus sabar menunggu hingga jalan berhasil dibuka menjelang tengah malam.

Untuk longsor di Desa Sigaluh, menurut Arief, dampaknya belum sampai ke jalan nasional.

Longsor terjadi di tebing bekas keprasan.

Sementara di atasnya terdapat areal persawahan.

Air hujan, terutama dari persawahan melimpah ke tebing hingga memicu longsor.

"Harusnya kalau tebing dikepras dibikin terasering.

Karena tebing kemiringan 20 persen saja sudah potensi longsor, apalagi 80 persen," katanya. (aqy)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved