Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

WAWANCARA : Bambang Nurdiansyah Curhat Soal Posisinya di PSIS, Hentikan Bully dengan Prestasi

PSIS Semarang menutup kompetisi Liga 1 2019 dengan meraih angka 43 hasil dari 34 laga. Sama seperti pada musim sebelumnya, di kompetisi Liga 1

TRIBUN JATENG/FRANCISKUS ARIEL
Pelatih PSIS Semarang, Bambang Nurdiansyah hadir dalam jumpa pers sehari sebelum menghadapi Bhayangkara FC dalam lanjutan laga Liga 1, Jumat (20/12/2019) pagi. 

TRIBUNJATENG.COM --  PSIS Semarang menutup kompetisi Liga 1 2019 dengan meraih angka 43 hasil dari 34 laga. Sama seperti pada musim sebelumnya, di kompetisi Liga 1, perjalanan PSIS untuk bisa tetap bertahan di Liga 1 cukup berliku. Manajemen PSIS memecat Jafri Sastra sebelum putaran pertama kompetisi sepakbola tanah air ini berakhir.

PSIS kemudian menunjuk pelatih kawakan Bambang Nurdiansyah yang sudah tidak asing dengan publik Semarang, mengingat dia juga pernah membesut tim berjuluk Mahesa Jenar ini pada era pertengahan 2000-an.

Manajemen saat itu meminta agar posisi PSIS bisa aman dari ancaman degradasi, serta ada peningkatan prestasi dari musim sebelumnya. Secara spesifik, diharapkan finish di posisi delapan besar klasemen akhir.

Kedatangan Banur, demikian sapaan Bambang Nurdiansyah di kompetisi Liga 1 2019 sukses membawa PSIS aman dari ancaman degradasi.

Meski sukses menjalankan tugas utamanya, berhembus kabar jika posisi Bambang Nurdiansyah akan digantikan Dragan Djukanovic untuk kompetisi Liga 1 2020. Sementara Banur demikian sapaan eks pelatih Cilegon United ini akan kembali menjabat sebagai direktur teknik PSIS.

Apa tanggapan Banur soal hal itu, dan bagaimana kesannya melatih kembali di kompetisi paling elite se tanah air?

Pada Kamis (19/12) lalu, reporter Tribun Jateng, Franciskus Ariel Setiaputra melakukan wawancara eksklusif dengan Banur. Berikut hal yang dibahas:

Bagaimana kesannya kembali melatih PSIS Semarang?

Artinya di PSIS itu sendiri bukan hal yang baru bagi saya, karena ini adalah kali ketiga saya di PSIS. Kesan saya tentu sangat senang bisa bergabung di tim besar ini.

Dan saya bekerja sama tentu dengan manajemen dan Mas Yoyok selaku CEO, karena sudah mengenal lama. Ya itu sampai saat ini berjalan dengan baik. Dan saya happy lah bekerja sama dia.

Ketika datang di pertengahan musim menggantikan peran Jafri Sastra, apa target yang dibebankan kepada anda? Apakah hanya meloloskan tim ini dari jeratan degradasi saja?

Tidak ada yang spesifik, yang penting saat itu adalah harus ada perbaikan dalam tim ini. Apalagi ketika saya masuk, tim ini rawan dengan degradasi.

Intinya, saya datang untuk membenahi tim, dari segi penampilan, motivasi anak-anak. Memang pada awalnya sulit, dalam artian saya datang dengan mental anak-anak waktu itu lagi terpuruk. Dan saya masuk, kok kebetulan mainnya away semua berturut-turut.

Lima kali away berturut-turut, dan itu juga menjadi tantangan tersendiri untuk saya. Dikatakan sulit saya kira tidak, tapi itu bagian dari proses.

Awalnya memang sulit.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved