WAWANCARA : Bambang Nurdiansyah Curhat Soal Posisinya di PSIS, Hentikan Bully dengan Prestasi
PSIS Semarang menutup kompetisi Liga 1 2019 dengan meraih angka 43 hasil dari 34 laga. Sama seperti pada musim sebelumnya, di kompetisi Liga 1
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: Catur waskito Edy
Jika tidak salah, sebelum anda melatih PSIS, tim ini juga kesulitan memenangkan pertandingan baik di home maupun away. Bahkan PSIS mencatatkan tiga kali kekalahan di kandang. Ketika itu apa yang anda lakukan untuk membangkitkan mental para pemain?.
Ya benar, artinya begini, ketika saya datang, itu cacian, paido, dan kritik dari suporter itu luar biasa. Untuk menumbuhkan kepercayaan diri pemain, ini kan perlu waktu.
Saya selalu bilang ke anak-anak, yang bisa menghentikan kritik bahkan bully suporter itu adalah prestasi. Ketika kalian bermain bagus mereka akan berbalik mensupport kalian.
Saya bilang bukan hanya kamu yang dimaki, saya pun disuruh pergi. Dan itu hal yang wajar, karena mereka berkeinginan PSIS beranjak dari keterpurukan dan ke arah yang lebih baik.
Sejauh ini anda sudah memenangkan delapan laga, lima seri, dan delapan hasil kalah, apakah anda puas dengan pencapaian saat ini?
Saya yang penting kerja saja. Tergantung dari anak-anak. Saya hanya menumbuhkan mental pemain, dan mengarahkan strategi yang akan kita mainkan.
Alhamdulillah saya bisa bekerjasama dengan pemain. Intinya pemain juga bisa enjoy dengan saya. Percaya dengan apa yang saya latih, saya mau. Mereka harus percaya dan menjalankan.
Dari keseluruhan pertandingan sejauh ini, tim mana yang sulit dihadapi?.
Saya lihat Madura United, dalam dua pertemuan kami dengan mereka. Sayangnya Madura United ini tidak konsisten. Kalau menurut saya, Madura ini kumpulannya pemain terbaik di Indonesia, mereka tim yang sulit dihadapi karena lebih lengkap dari segi materi pemain.
PSIS dipastikan tidak memenuhi target delapan besar karena hanya mengumpulkan 43 poin, bagaimana anda meresponnya?
Sebetulnya bukan target, tapi keinginan untuk bisa berada di posisi delapan. Saya rasa tak hanya manajemen, keinginan pemain, dan saya pun demikian.
Sayangnya ini sudah mendekati Natal dan Tahun Baru. Kemarin kami tekanannya tinggi untuk lepas dari degradasi, ketika memastikan diri lolos, mental pemain peak-nya sudah 'wah udah lolos nih'. Nah itu berpengaruh secara psikologis.
Sejauh ini bagaimana tanggapan CEO dan suporter mengenai kinerja anda?.
Sejauh ini biasa-biasa saja, kalau untuk manajemen juga belum ada pembicaraan apa-apa. Karena kami ini teman lama.
Sejauh ini apakah anda pernah mendapat keluhan dari pemain mengenai homebase PSIS yang berada di Magelang?