Pembangunan Jalan Tol Yogya-Solo dan Yogya-Bawen Semarang Dimungkinkan Mulai 2021
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bappeda DIY, Budi Wibowo, terkait dengan rencana pembangunan jalan tol Solo-Yogya-Bawen.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pembangunan jalan tol Yogya-Solo dan Yogya-Bawen akan dimulai tahun depan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY menyebutkan proses pembangunan jalan tol dimungkinkan akan dimulai pada tahun 2021.
Perencanaan untuk pembangunan tersebut pun harus sudah selesai semua pada tahun 2020 ini.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bappeda DIY, Budi Wibowo, terkait dengan rencana pembangunan jalan tol Solo-Yogya-Bawen.
Dia menyebut, untuk beberapa trase yang berbenturan pun harus sudah diselesaikan sebelum nantinya akan dikerjakan.
“Untuk jalan tol seperti beberapa trase yang berbenturan masih terus dibahas. Untuk sumbu imajiner pun harus diperhatikan betul,” ujarnya, akhir pekan lalu.
Diapun menyebut semua pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas.
Sementara, untuk pembangunan underpass Kentungan pun sampai saat ini tidak menjadi persoalan, meski tengah dalam proses pengerjaan.
Akses jalan yang ditargetkan pada tahun 2020 dan 2021 di antaranya adalah JJLS.
Dimana, tiga jembatan nantinya akan selesai dan menghubungkan Yogya di jalur selatan.
“Untuk tahun 2020 ini nanti jembatan Kretek-Srandakan harus selesai,” jelasnya.
Dengan demikian, kata Budi, aksesibilitas di Yogya akan semakin mudah.
Tentu saja, dampaknya adalah agar mampu menyejahterakan masyarakatnya.
Terget untuk ekspor 500 ton perhari dengan kemudahan ini pun harus benar-benar dicapai.
“Ini tantangan pemerintah beserta pemangku kebijakan lain untuk ekspor 500 ton per hari dan harus siap. Ironis kalau dimanfaatkan oleh orang di luar DIY. OPD pun harus siap,” jelasnya.
Redesain Jaga Sumbu Imajiner
Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapto Raharjo, menjelaskan, redesain jalan tol Yogya-Solo ini perlu karena untuk menjaga sumbu imajiner Yogya.
Meskipun, nantinya dimungkinkan ada pembebasan lahan untuk pelebaran jalan.
Sigit memaparkan, nantinya redesain ini akan memberikan dampak pelebaran jalan. Sehingga, ada pembebasan lahan.
"Perlu pembebasan dan ada pergeseran atau pelebaran jalan. Mungkin di kanan atau di kiri jalan existing," urainya.
PPK Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Yogya-Solo, Totok Wijayanto menjelaskan, target dari revisi desain tol Yogya-Solo dari elevated menjadi atgrade selesai pada minggu pertama bulan Januari sudah keluar desain terbarunya.
Totok mengatakan, redesain jalan tol yang sebelumnya elevated (melayang) di atas ringroad utara inu dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan BPJT.
Totok menyebutkan, untuk perubahan desain di kawasan Monjali ini akan sepanjang satu hingga dua kilometer.
"Perhitungan sementara redesain ya sekitar 1- 2 kilometer, nanti kita lihat desainnya seperti apa. Yang jelas, ada garis imajiner yang tidak bisa ditabrak ya," urainya.
Selain mengenai garis atau sumbu imajiner yang khawatir ditabrak, ada beberapa pertimbangan perubahan desain itu, antara lain terkait keselamatan lalu lintas.
Perubahan desain ini, kata Totok, jalan tol akan mulai dibuat menurun pada jarak 1 kilometer dari arah timur dan mulai naik atau melayang lagi pada jarak 1 kilometer ke arah barat.
Nantinya, titik turun dan naik ini juga akan disesuaikan dengan perempatan jalan.
Hal ini, tentu saja akan berdampak pada semakin banyaknya lahan yang akan dibebaskan dengan panjang desain at grade sekitar dua kilometer.
Apalagi, sebut Totok, akan ada jalan melingkar setengah lingkaran karena jalan nasional menjadi jalan tol. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Bappeda DIY Sebut Proses Pembangunan Tol Solo-Yogya-Bawen Akan Dimulai Pada 2021,