Bendera merah Iran: Khamenei Janji Balas Kematian Jenderal Quds

Seorang pejabat Iran berkata, tanggapan paling pas terhadap Amerika Serikat adalah militer, setelah Jenderal Qasem Soleimani tewas diserang.

Tangkap layar FDLP via Daily Mirror
Situs pemerintahan Amerika Serikat FDLP diretas, pelaku mengaku berasal dari Iran, Minggu (5/1/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, TEHERAN -- Seorang pejabat Iran berkata, tanggapan paling pas terhadap Amerika Serikat adalah militer, setelah Jenderal Qasem Soleimani tewas diserang.

Soleimani tewas bersama dengan wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Baghdad, Irak, Jumat (3/1) pekan lalu.

Komandan Pasukan Quds itu terbunuh setelah konvoi mobil yang ditumpanginya dihantam rudal di Bandara Internasional Baghdad.

Dampak Ketengangan AS-Iran Akankah Harga Premium dan Solar Naik? Ini Tanggapan Plt Dirjen Migas

Si Kuning Antam Meroket Lagi Harga Emas Dunia Capai Level Tertinggi dalam 6 Tahun

BERITA LENGKAP : Reynhard Sinaga Penjahat Kelamin yang Dijuluki Predator Setan Dvonis Seumur Hidup

Amerika Serikat melalui Pentagon mengakui mereka bertanggung jawab atas serangan itu. Washington menyebut, Qasem Soleimani merencanakan serangan terhadap warga AS.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan, dia berjanji bakal membalas tewasnya jenderal 62 tahun itu.

Dalam wawancara dengan CNN, penasihat militer Khamenei, Brigadir Jenderal Hossein Dehghan, mengusulkan respons atas serangan AS.

"Tanggapan yang paling tepat adalah militer, dan tentu saja menyasar target militer," ujar Dehghan dilansir AFP, Minggu (5/1).

Di Masjid Jamkaran, Kota Suci Qom, Iran mengibarkan bendera merah yang kemudian disiarkan oleh stasiun televisi lokal.

Dalam tradisi Syiah, bendera merah melambangkan darah yang tumpah secara tidak adil dan panggilan untuk membalas kematian seseorang.

Konon, peristiwa serupa pernah terjadi ketika tokoh Syiah, Imam Hussain, tewas dalam Pertempuran Karbala, 680 Masehi.

Dalam konferensi pers, Juru Bicara Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi menyebut, Iran tidak berniat untuk memulai peperangan.

"Namun kami siap dalam situasi apa pun," tegasnya menambahkan, keputusan sikap mereka tergantung kepada para pimpinan.

Namun dalam wawancaranya dengan CNN, Dehghan menuturkan, AS yang sudah menyulut peperangan dengan membunuh Qasem Soleimani.

Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Selasa 7 Januari, Leo Seseorang Akan Mundur Jika Terus Diabaikan

"Karena itu, mereka harus menerima balasan yang sesuai dengan tindakan mereka. Satu-satunya cara untuk menghentikan ini adalah AS menerima dampak seperti yang sudah kami rasakan sebelumnya," ujar mantan menteri pertahanan itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved