Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Israel Uji Coba Sistem Pertahanan Udara Anti-Rudal Berbasis Laser, Bakal Gantikan Kubah Besi

Jika selama ini Israel memiliki perlindungan pertahanan udara kubah besi atau Iron Drone, kini telah mengembangkan sistem laser.

Editor: m nur huda
ISTIMEWA
Ilustrasi Iron Dome Israel 

Kementerian Pertahanan melibatkan perusahaan pertahanan Israel Rafael Advanced Defense Systems, Elbit Systems dan anggota komunitas akademik.

Satu-satunya sistem militer berbasis laser yang telah digunakan di mana saja di dunia yakni seperti yang digunakan pada kapal-kapal Amerika, tetapi hanya efektif pada target yang relatif mudah, seperti perahu karet, dan pada jarak pendek.

Terobosan dalam upaya Israel terjadi sekitar satu setengah tahun yang lalu, ketika pengembang Israel menciptakan teknologi untuk fokus dan menstabilkan sinar laser jarak jauh dan untuk dan mengatasi gangguan atmosfer.

Itu mengarah pada pengembangan teknologi intersepsi efektif yang mampu memberikan lapisan pertahanan baru bagi Israel di darat, di laut dan di udara.

"[Sistem] akan mengurangi ketergantungan pada intelijen atau kebutuhan untuk menyelidiki ancaman untuk mengetahui apa itu dan bagaimana bertindak melawannya," catat sumber pertahanan.

Setelah pengujian tahun ini, setelah operasional, militer Israel berharap untuk menerapkan sistem di bagian utara dan selatan negara itu.

Sistem Pertahanan Udara Iron Dome

Skema cara kerja Iron Dome alias Kubah Besi sebagai pencegat serangan rudal
Skema cara kerja Iron Dome alias Kubah Besi sebagai pencegat serangan rudal (VOA News)

Iron Dome alias kubah besi merupakan kependekan dari Dual Mission Counter Rocket, Artillery and Mortar and Very Short Ranghe Air Defense System.

Alat tersebut dikembangkan Rafael Advanced Defense System terhitung sejak tahun 2007 silam sejak ekskalasi konflik meningkat.

Menggunakan rudal bertenaga baterai, alat ini digadang–gadang sanggup melumpuhkan serangan roket udara.

Hal itu lantaran alat ini memiliki sensor sensitif yang mampu mengenali dan melumpuhkan ancaman roket jarak dekat dan jarak menengah.

Setidaknya terdapat tiga bagian inti sistem pertahanan rudal yang dipasang secara portable.

Pertama, sistem radar yang terus mengawasi kawasan udara dengan jangkauan hingga radius 40 mil persegi.

Segala benda tak dikenal yang melewati kawasan tersebut akan ditangkap oleh peralatan yang dipasang di sebuah truk pengendali.

Di sini, semua informasi diolah, untuk menentukan apakah akan melakukan penangkalan ataupun sebaliknya.

Jika keputusan pencegatan diambil, maka data ini akan segera dikirimkan ke unit interceptor, yang akan meneruskan perintah untuk meluncurkan misil penangkal rudal yang sudah diprogram sedemikian rupa sehingga sanggup mengenali ancaman tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved