Najwa Shihab Marah Kapal Cina di Natuna Bawa Senjata, Bakamla Indonesia Cuma Bawa Keris
Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) mengadu ke Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto soal perlengkapan senjata.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
"Sekarang saya balik, anda yang mengajak perang, anda bawa senjata, kami tidak, itu yang membuat malu dan akhirnya mereka mundur, karena malu, itu terjadi tanggal 24 Desember kemarin," ujar Achmad Taufiqoerrochman.
Meutia Hafiz lalu menjelaskan bahwa setiap negara memiliki aturan yang berbeda-beda.
"Ada yang boleh dilengkapi persenjataan, dan di kita di permenhannya belum, tapi silahkan Pak Menhan jika mau diubah, tapi di kita di UU TNI pasal 9 bahwa TNI angkatan laut ada tugas penegakkan hukum, jadi keitka Bakamla tidka bisa melaksanakan sebenarnya kita punya TNI punya kewenangan soal itu," ujar Meutia Haifz.
Meutia Hafiz lalu mengatakan saat ini ada 8 kapal TNI angakatan laut yang diberangkatkan di sana.
Diketahui, Sekretaris Kabinet Pramono Anung membeberkan alasan Presiden Jokowi ke Natuna pada Rabu (8/1/2020) pagi.
Kunjungan ke Kabupaten Natuna ini menurut Pramono merupakan penegasan bahwa kedaulatan Indonesia tidak boleh diganggu pihak manapun, termasuk China.
Presiden Jokowi ke Natuna tak terlepas dari penerobosan yang dilakukan kapal cost guard dan kapal nelayan China.
"Ini menunjukkan bahwa kedaulatan RI itu tidak boleh diganggu dan tidak boleh ditawar menawar. Dan itu merupakan hal prinsip," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
"Dan Presiden sudah mengatakan dalam sidang kabinet paripurna kemarin untuk urusan Natuna tidak ada tawar menawar," sambungnya.
Pramono pun mengingatkan, Presiden Jokowi juga pada 2016 lalu pernah berkunjung ke Natuna saat insiden penerobosan wilayah terjadi.
Jokowi bahkan saat itu melakukan rapat di atas kapal perang RI.
"Ini memberikan sinyal bahwa pemerintah Indonesia, terutama Bapak Presiden dalam persoalan Natuna ini benar benar memberikan attention serius," kata dia.
Meski dalam kunjungan hari ini Jokowi tak lagi berada di atas kapal perang, namun Pramono menilai pesan yang diberikan dari kunjungan ini tetap jelas dan tegas.
"Apa yang ditunjukkan Presiden ini kan menjadi simbol bahwa negara betul-betul hadir dan negara dalam hal ini pemimpin tertinggi kita, terutama pemimpin tertinggi di bidang pertahanan negara itu hadir," ujar Pramono.
"Sehingga dengan demikian apa yang dilakukan presiden tentunya saya yakin seluruh rakyat Indonesia akan memberikan dukungan sepenuhnya," sambung politisi PDI-P ini.