Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

10 Anggota Geng di Sleman Pembacok Warga Ditangkap, Beberapa Masih Pelajar

Kasus ini juga menambah daftar kasus kejahatan jalanan di eilayah DIY, mengingat belum lama ini ada kasus klitih di Bantul yang menewaskan seorang rem

Editor: m nur huda
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Sebanyak 10 orang tersangka yang terlibat dalam penganiayaan dan perusakan saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolda DIY 

"Anak saya jatuh ke aspal. Tidak ada yang luka. Tetapi mengalami patah di tulang leher belakang sampai tulang ekor," tuturnya.

Bahkan, bukan hanya motor FN yang saat itu ambruk.

Akibat tendangan dari pelaku, sedikitnya mengakibatkan lima motor teman temannya FN yang saat itu berada dibelakangnya terjatuh.

Beruntung, mereka hanya mengalami luka ringan.

FN yang saat itu terkapar kemudian dilarikan ke RS Nur Hidayah.

Menjalani pertolongan medis pertama, lalu di CT Scan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi didalam tubuh pasien.

Pasalnya, saat itu, FN mengeluh kepada ayahnya, bahwa sebagian tubuhnya tidak bisa digerakkan.

"Bagian dada ke bawah sampai tangan dan kaki anak saya, tidak bisa digerakkan," tuturnya.

Dari RS Nur Hidayah Bantul itu kemudian pelajar berusia 16 tahun itu pindah perawatan di RS Bethesda yang akhirnya dirujuk ke RSUP Sardjito, Kota Yogyakarta.

Di rumahsakit inilah, FN berusaha semaksimal mungkin bertahan.

Pelajar kelas satu di satu SMK Negeri itu berjuang keras melawan sakitnya.

Keluarga dan para sahabatnya silih berganti, setiap hari terus menjenguk dan mendoakan.

Namun, apa daya, takdir kehidupan memang sudah digariskan.

Setelah 27 hari menjalani perawatan medis, FN akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis, 9 Januari 2020 pukul 22.30 WIB.

"Padahal sebelumnya sempat membaik. Semangatnya sempat pulih pada 29 Desember. Saya waktu itu sudah senang sekali, karena dia sudah mau makan," kenang DI.

DI dan keluarganya, termasuk sang Ibunda, BA begitu sangat terpukul, kehilangan sosok anak yang dikenal supel dan pandai bergaul itu.

Meskipun telah berusaha tegar, nyatanya mereka tak kuasa menahan gemuruh di dadanya.

BA bahkan tak kuasa untuk membendung air yang terus menganak di pelupuk matanya. Ia menangis.

Kepada Tribunjogja.com, Ibunda FN itu mengaku teringat dengan sosok almarhum yang semasa hidupnya baik.

Menurut dia, anaknya itu jarang sekali keluar rumah nongkrong bersama teman temannya.

Kecuali ketika memang ada kegiatan sekolah.

Ketika hari libur pun FN lebih suka bermain dirumah bersama adiknya, M yang saat ini masih berusia 9 tahun.

Bahkan, saat FN sedang dirawat dirumah sakit, M tak pernah absen menjenguk.

Satu ketika M bahkan datang ke rumah sakit membawa raket dan shuttlecock.

"Kakak cepet sembuh. Ayok main raket lagi sama M," ucap BA, menirukan perkataan anak bungsunya itu.

Kepergian FN itu membawa luka mendalam bagi keluarga dan para sahabatnya.

Mereka berharap para pelaku segera ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal.

Meskipun, kata DI, tidak ada hukuman setimpal untuk membalas kepergian anaknya.

Terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya mengatakan, pihaknya sudah bergerak cepat dan telah mengamankan pelaku utama, beserta rombongannya dalam kasus tersebut.

Saat ini menurut dia para pelaku sudah ada di Mapolres Bantul untuk menjalani pemeriksaan.

"Kita masih akan dalami terkait perannya masing-masing. Rencana, dalam waktu dekat ini, kita akan rilis (para pelakunya)," ujar AKP Riko.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kronologi Lengkap Seorang Pelajar di Bantul yang Meninggal Dunia Diduga Akibat Menjadi Korban Klitih

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved