Video Ular Masuk Pemukiman Warga, Semarangker Kebanjiran Panggilan
Memasuki musim penghujan, banyak ular masuk permukiman warga hingga ke dalam rumah di sejumlah wilayah di Kota Semarang.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berikut ini Video Ular Masuk Pemukiman Warga, Semarangker Kebanjiran Panggilan.
Memasuki musim penghujan, banyak ular masuk permukiman warga hingga ke dalam rumah di sejumlah wilayah di Kota Semarang.
Teror itu pun membuat para pegiat satwa dan binatang melata dari Komunitas Semarangker kebanjiran panggilan.
Kepada Tribunjateng.com, Kordinator Pasukan Pengaman Satwa (Paspamwa) Semarangker, Slamet Wisnu Aji baru Jumat (10/1/2020) kemarin malam menerima panggilan untuk mengamankan beberapa ular yang meneror warga di wilayah Lamper Tengah, Kecamatan Semarang Selatan.
Dalam operasi itu, Slamet beserta anggota lainnya mengamankantiga ekor ular hijau di sekitar semak-semak pemukiman warga.
Pasukan Pengaman Satwa (Paspamwa) Semarangker, mengamankan beberapa ular hijau yang meneror warga di wilayah Lamper Tengah, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (10/1/2020). (ISTIMEWA)
Sebelumnya, pada Kamis (9/1/2020) malam, pihaknya pun turut mengamankan lima ekor ular di wilayah Jangli, Kecamatan Tembalang.
"Dua hari terakhir ini, semua ular yang kami amankan adalah ular tipe berbisa. Tangkapan kami didominasi ular hijau atau ular pohon. Ini sangat berbahaya karena bisa berkamuflase di rerumputan," kata Slamet kepada Tribunjateng.com, Sabtu (11/1/2020).
Dia menuturkan, operasi penangkapan selama 11 hari terakhir di Januari 2020 ini, pihaknya sudah menangkap 27 ekor ular.
Rata-rata, kata Slamet, ular tangkapannya meliputi ular hijau, kobra, dan ular tanah. Beberapa di antaranya juga ada ular piton.
Dia mengaku, selama tiga bulan terakhir ini, pihaknya sering menerima laporan dan permintaan untuk menangkap ular yang bergentayangan.
Bahkan, saat dalam operasi penangkapan, Slamet sesekali menemukan ular hijau bersemayam di dalam sepatu.
Kemudian, Slamet juga pernah menemukan ular sedang bersembunyi di balik rak piring dalam rumah warga.
"Temuan mengejutkan itu baru beberapa bulan ini. Ya sejak mulai masuk musim penghujan ini. Kami banyak menerima laporan dan panggilan dari warga.
Sebagian besar ular tipe berbisa yang masuk ke pemukiman warga, utamanya ular hijau," cerita Lek Met, panggilan akrabnya.
Dia menjelaskan, ular-ular yang diamankan biasanya berada di semak-semak, saluran air, tumpukan barang, dan pinggiran bantaran sungai dekat pemukiman warga.
Menurutnya, beberapa temuan itu kerap terjadi di wilayah Kelurahan Meteseh (Tembalang), Jangli (Tembalang), Bringin (Ngaliyan), dan Lamper Tengah (Semarang Selatan).
Dimungkinkan, kata Lek Met, ular-ular itu bisa jadi berada di daerah-daerah lainnya di Kota Semarang.
"Tiga hari terakhir ini saja, kami selalu mendapat panggilan. Rata-rata panggilan dari daerah tersebut. Kami sudah dua (2) tahun ini menerima panggilan untuk menangkap ular yang meneror warga," jelasnya.
Sementara, Ketua Semarangker, Pamuji menjelaskan, bagi warga yang menerima teror serupa bisa langsung menghubungi pihaknya.
Caranya, kata Pamuji, warga bisa langsung mendatangi Sekretariat Komunitas Semarangangker di Lamper Tengah, Semarang Selatan.
"Itu bisa dicari di Google juga. Kami pun menerima panggilan dari telpon jika keadaan mendesak," tutur Pamuji.
Maka dari itu, dia menghimbau agar warga di Kota Semarang mulai giat bekerjabakti memotong semak-semak rumput selama musim penghujan ini.
Pasalnya, menurut Pamuji, semak-semak tersebut biasa digunakan ular hijau untuk tempat berkembangbiak maupun bersemayam.
Selain itu, pihaknya juga memberi tips agar ular tidak masuk ke rumah warga. Caranya, dengan menggunakan kapur barus atau kamper dicampur karbol.
"Itu diletakan di ujung-ujung atau sudut dalam rumah maupun ruangan. Cara ini untuk menghindari dan mencegah ular masuk ke rumah. Kemudian, jangan lupa juga sering mengecek dan menutup saluran air di rumah. Sebab, bisa jadi saluran itu menjadi pintu masuk ular ke rumah," pungkasnya. (Tribunjateng/gum).