Misteri Batu Besar di Pelataran Kerajaan Keraton Agung Sejagad di Purworejo? Muncul Pukul 03.00 WIB
Masyarakat Purworejo tengah dihebohkan dengan keberadaan Kerajaan Keraton Agung Sejagat. Keraton itu berada di RT 3 RW 1 Desa Pogung Jurutengah, Bayan
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO - Masyarakat Purworejo tengah dihebohkan dengan keberadaan Kerajaan Keraton Agung Sejagat.
Keraton itu berada di RT 3 RW 1 Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Keraton Agung Sejagad dipimpin oleh seorang yang dipanggil dengan sebutan Sinuhun.
Nama asli sinuhun sendiri adalah Totok Santoso Hadiningrat yang jika mendengarkan penuturan warga merupakan warga
asal kota Yogyakarta.
Istrinya yang juga merupakan permaisuri dan dikenal sebagai Kanjeng Ratu memiliki nama asli Dyah Gitarja.
• Keraton Agung Sejagat Purworejo: Nama Istri Totok Santoso Adalah Nama Ibunda Raja Terbesar Nusantara
• Ada Apa Raline Shah Posting Menangis, Inilah Tanggapan Warganet
• Terungkap, Batu Ukir di Kerajaan Agung Sejagat Purworejo Dibuat Empu Wijoyo Guno Selama 2 Minggu
• Makna Ukiran Batu di Kerajaan Agung Sejagat Menurut Empu Wijoyo, Dunia di Bawah Naungan KAS
Keberadaan Kerajaan Keraton Agung Sejagat dianggap sebagai cara menunaikan janji 500 tahun dari runtuhnya Kerajaan Majapahit tahun 1518.
Kemunculannya Keraton Agung Sejagat ini adalah untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Jawa.
Para pengikut KAS disebut dengan istilah 'punggawa' kerajaan.
Akhir-akhir ini aktifitas KAS membuat para warga sekitar resah.

Pada mulanya warga sama sekali tidak tahu menahu dengan berbagai kegiatan yang dilakukan.
Warga hanya tahu bahwa di dalam area rumah yang sekarang disebut sebagai keraton sering melakukan aktifitas budaya.
"Akan ada semacam museum, ada berbagai macam kesenian lainnya,
sehingga masyarakat sekitar makmur karena ada wisatawan akan datang," ujar Sumarni (53) tetangga yang rumahnya dekat dengan area Keraton.
Dulunya hanya dikenal sebagai perkumpulan-perkumpulan biasa yang menamai dirinya sebagai Development Economic Commite (DEC).