Budaya Orang Indonesia yang Tak Cocok di Sepak Bola
Ada budaya sehari-hari di tengah masyarakat Indonesia yang sebenarnya kurang cocok diterapkan di lapangan sepak bola.
Tak sampai di situ, Walker mencoba mengingatkan Brylian situasi yang dialaminya saat kehilangan bola.
Ketika itu, para pemain Calcio Como langsung memberi teguran kepadanya.
Kebiasaan inilah yang dianggap Walker hampir tak pernah dilakukan para pemain dalam sesi latihan tim Garuda Select.
"Dalam sepak bola, tidak saling memberi tahu keinginan kita dan kesalahan teman bisa berakibat fatal!” ucap Walker pada anak asuhnya itu.
Bukan Budaya Sehari-hari di Indonesia
Sebagai seseorang warga Jerman yang sudah lama tinggal di Indonesia, Timo sangat memahani kebiasaan dan budaya sehari-hari orang Indonesia.
Baginya, berteriak lantang meminta bola bukanlah perilaku yang berhubungan dengan kebiasaan sehari-hari orang di Indonesia.
"Bukan budaya kita saling memberi tahu kesalahan masing-masing.
Kita diam, kita tidak mau dicap sok tahu, kita memilih menghindari konflik," tulis Timo.
Padahal, dalam sepak bola, saling memberikan arahan antar pemain sangatlah penting.
Untuk itu, yang memberi arahan tidak boleh marah-marah, demikian juga yang diberi arahan.
"Saat Ferdiansyah (bek sayap) memberi umpan yang membuat Kakang Rudianto (bek tengah) tertekan misalnya.
Kakang wajib protes pada Ferdi," kata Timo.
"Arahan akan sedikit emosional karena sepak bola memang penuh emosi.
Karena itu, Ferdi harus maklum dan tidak boleh tersinggung."