Mengenal Virus Corona Keluarga Besar Virus dari Demam hingga SARS yang Pernah Bunuh 800 Jiwa
Pemerintah China melalui Komisi Nasional Kesehatan mengumumkan, 25 orang meninggal karena wabah virus corona.
TRIBUNJATENG.COM, BEIJING -- Pemerintah China melalui Komisi Nasional Kesehatan mengumumkan, 25 orang meninggal karena wabah virus corona.
Tiga kota di "Negeri Panda" telah ditutup sebagai buntut upaya pencegahan otoritas atas virus dengan kode 2019-nCov tersebut.
Dilansir Sky News, Jumat (24/1/2020), selain 25 orang tewas, sejauh ini China mencatat lebih dari 800 kasus virus Corona.
• Asal Mula Virus Corona Wuhan Kini Bak Kota Hantu, Ini Kondisinya Saat Ini
• Hasil Brescia Vs AC Milan, Ante Rebic Lanjutkan Tren Positif Rossoneri
• Hasil Brescia Vs AC Milan, Ante Rebic Lanjutkan Tren Positif Rossoneri
Seorang pria berusia 80 tahun di Provinsi Hebei menjadikannya korban pertama di luar Provinsi Hubei yang meninggal.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, mereka masih belum menganggapnya sebagai keadaan darurat dunia.
"Tolong jangan salah, ini sudah darurat di China.
Namun, terlalu dini jika diumumkan dalam skala global," ucap Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dia menjelaskan, Komisi Darurat WHO terbelah apakah sudah saatnya mengumumkan virus corona tersebut sebagai keadaan darurat.
Ghebreyesus menyatakan, Pemerintah China sudah melakukan berbagai langkah pencegahan untuk menekan penyebaran virus Wuhan.
Salah satunya adalah menutup tiga kota, termasuk Wuhan yang menjadi asal muasal virus itu, yang jika ditotal populasinya mencapai 18 juta.
Di Wuhan, selain layanan transportasi publik dan bandara ditutup, pemerintah juga memerintahkan agar warga mengenakan masker.
Dampaknya, orang-orang pun mulai mengosongkan rak-rak makanan di supermarket dalam isolasi yang diperkirakan berjalan beberapa pekan itu.

• FOKUS : Teror Bernama Virus Corona
Kemudian di Huanggang, layanan bus dan kereta dihentikan, dengan tempat publik seperti bioskop dan kafe internet ditutup.
Sementara di ibu kota Beijing, otoritas setempat memutuskan untuk meniadakan kegiatan perayaan Tahun Baru Imlek.
Belum ada vaksin bagi virus corona ini, yang disebut bisa menyebabkan pneumonia dan ditularkan antarmanusia.