Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

Fokus : Dua Sukses Piala Dunia U-20

TERPILIH menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 jelas sebuah kehormatan besar. Meski prestasi sepakbola kita di kancah regional dan internasional buruk

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/cetak/grafis bram kusuma
Abduh Imanulhaq atau Aim wartawan Tribun Jateng 

Oleh Abduh Imanulhaq

Wartawan Tribun Jateng

TERPILIH menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 jelas sebuah kehormatan besar. Meski prestasi sepakbola kita di kancah regional dan internasional buruk, FIFA menunjuk Indonesia sebagai penyelenggara pada 2021.

Ada enam dari 10 stadion yang ditunjuk memanggungkan laga-laga berkelas. Memang bukan tim senior yang bertanding, setidaknya kita bisa melihat langsung calon-calon bintang balbalan masa depan beraksi di Nusantara.

Tidak sedikit pesepakbola hebat muncul atau bertanding di ajang ini. Paul Pogba merupakan Pemain Terbaik Piala Dunia U-20 pada 2013 di Turki.

Sergio Aguero Pemain Terbaik pada 2007 di Kanada. Dua tahun sebelumnya di Belanda, gelar itu menjadi milik Lionel Messi.

Sebagai tuan rumah, Indonesia otomatis mendapat jatah satu tempat. Jelas merupakan kesempatan emas karena Skuat Garuda kali pertama dan satu-satunya tampil di ajang ini pada 1979, 42 tahun lalu.

Di Jepang, tim asuhan Sutjipto Suntoro gagal unjuk penampilan terbaik. Berturut-turut kalah 0-5 dari Argentina, 0-6 dari Polandia, dan 0-5 dari Yugoslavia di penyisihan grup.

Mereka yang memakai logo Garuda di dada antara lain Subangkit, Bambang Nurdiansyah, dan Mundari Karya. Harap diingat, dua gol Argentina dicetak Diego Maradona yang kemudian terpilih menjadi Pemain Terbaik.

Kita tentu tak ingin hasil serupa terulang di kandang sendiri. Sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi merupakan target yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Minimal bisa lolos ke babak gugur. Kalau bisa terus melaju setidaknya sampai delapan besar.

FIFA sendiri menargetkan minimal 10.000 penonton hadir di setiap pertandingan. Mulai laga pembuka hingga penutup.
Mungkinkah? Jumlah sebanyak itu terang bukan masalah bagi publik sepakbola Indonesia.

Meski belum tentu, setidaknya kita menduga-duga alasan keterpilihan enam stadion mempertimbangkan antusiasme penonton. Seluruhnya kecuali Stadion Kapten Wayan Dipta, Gianyar, ada di Jawa.

Bersama Stadion Gelora Bung Karno, Pakansari, Manahan, Mandala Krida, dan Stadion Gelora Bung Tomo berada di kota yang memiliki banyak bolamania. Bisa jadi ini alasan tak terpilihnya Stadion Jakabaring Palembang.

Bagi Jawa Tengah, terkhusus Solo, terpilihnya Manahan jelas membanggakan. Meski stadion ini beberapa kali memanggungkan pertandingan internasional, pesaing yang tersisih seperti Jakabaring juga memiliki fasilitas apik.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved