Ponco Sulap Sampah Jadi Miniatur Kapal dan Tugu Muda
Ponco Sulap Sampah Jadi Miniatur Kapal dan Tugu Muda. Meski pemasaran hanya lewat facebook kini banyak pemesan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berbekal keterampilan, dan kejelian, Ponco Kusworo Aji, memanfaatkan limbah untuk membuat suvenir berupa minatur. Limbah yang dimabil dari laut dan sungai atau tempat sampah, dia sulap menjadi karya miniatur yang indah.
"Sebenarnya memanfaatkan limbah dari laut, cari di dekat-dekat sini,” ujar Ponco, 19 Januari 2020 silam. Berbagai miniatur telah ia buat dan terpajang di rumahnya. Ada miniatur kapal, becak, menara eiffel, tugu muda, ikan, dan berbagai miniatur lain.
Pria asal Semarang ini membuat miniatur di sela-sela waktu luangnya, karena dia juga bekerja di perusahaan garmen. Berbagai konsep ia buat, sesuai keinginan sendiri maupun pesanan.

Harga miniatur berbeda-beda sesuai ukuran. Untuk ukuran kecil dibanderol dengan harga Rp 150 ribu, ukuran sedang Rp 300 ribu, sedangkan ukuran besar Rp 1.000.000. Jika hanya dilihat dari bahan dasar, harga terbilang mahal. Akan tetapi, jika dilihat dari segi seni, keterampilan, dan kerumitan, harga tersebut tidaklah mahal.
Selama ini, pemasaran masih melalui market place di facebook. Sudah ada beberapa karyanya yang laku terjual dengan ukuran sedang. Usaha ini ia tekuni sudah lama. Namun, terdaftar di UMKM Semarang pada Desember 2019.
Dia mendapat ilmu dari bapaknya yang lebih ahli dalam pembuatan miniatur. Bapaknya, Slamet Sunaryo (60) menekuni keahliannya sejak muda. Lalu, Ponco mengamati bapaknya dan dia pun memiliki hobi yang sama. Akhirnya, ia memanfaatkan potensinya bersama bapak untuk membangun usaha.
“Saya membuat surat izin UMKM untuk mencoba, siapa tahu bisa maju, untuk usaha bapak, biar nggak sia-sia punya bakat,” tutur Ponco (27). Dulu bapaknya bekerja sebagai nelayan. Namun, karena penglihatan sudah tidak jelas maka sekarang sudah tidak bekerja.
Karya yang ia buat tidak terbatas untuk bisnis saja. Ketika ada event-event di kampung seperti takbir keliling, dia pun turut memeriahkan dengan karya seninya. Bahkan, menjadi karya terbesar yang pernah ia buat, yaitu miniatur Lawang Sewu. Karya ini berdiameter 180 cm dan pembuatannya memerlukan waktu satu minggu. Alat yang ia gunakan masih sederhana, hanya menggunakan pisau dan gergaji. Namun jangan khawatir, hasil karyanya tidak perlu diragukan lagi! (Tribunjateng/mahasiswa UIN Magang)