Berita Regional
Kisah Bayi Bernama Alhamdulilah Rejeki Hari Ini, Alasan Orangtua Beri Nama Unik Anaknya
Didit Saputro (39) dan Meidina (35) memberikan nama putranya Alhamdulilah Rejeki Hari Ini.
TRIBUNJATENG.COM - Didit Saputro (39) dan Meidina (35) memberikan nama putranya Alhamdulilah Rejeki Hari Ini.
Saat ini Alhamdulilah Rejeki Hari Ini sudah berusia 5 bulan.
Warga Perumahan Bukit Asri di kawasan Gunungsempu, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta itu pun menceritakan kisah dan makna pemberian nama tersebut.
• Kisah Dokter Zaki Penemu Virus Corona Dipecat dari RS : Saya Pernah Ingatkan Ini Virus yang Serius
• Tukang Parkir di Semarang Ini Bukannya Jaga Motor Tamu Malah Dicuri, Dijual di FB Rp 2 Juta
• Kisah Kevin Asal Tegal Terlahir Miliki Kelamin Ganda, Orangtua Anggap Perempuan Sejatinya Laki-laki
• Tak Terima Ahok Disindir, Yunarto Wijaya Balas Andre Rosiade: DPR Rasa Satpol PP
Dilansir Kompas.com, Didit mengatakan bahwa pemberian nama Al, panggilan akrab Alhamdulilah Rejeki Hari Ini merupakan harapan agar sang anak pandai bersyukur.
"Siapapun ingin nama anak sebagai doa, nama merupakan harapan si anak nanti menjadi pandai bersyukur enggak kaya bapaknya," kata Didit saat ditemui di rumahnya Rabu (5/2/2020).
"Saya pernah menjadi manusia yang kurang bersyukur," kata Didit yang berprofesi sebagai seorang fotografer freelance.
Menurut Didit, perjalanan hidupnya melatarbelakangi dirinya menamai anaknya dengan nama unik itu.
Sebelum menikah, dirinya merupakan seorang fotografer profesional di Jakarta, tinggal di apartemen, dengan segala kemewahannya.
Hal itu diperolehnya dari bayaran pemotretan untuk produk dan perusahaan.
Berlanjut setelah menikah pada tahun 2012, sampai akhirnya tahun 2014 dirinya terkena penyakit stroke.
Tangan dan kakinya sulit digerakkan.
“Saya kena stroke, bayangkan usia pernikahan baru dua tahun kena penyakit stroke. Tentu pikiran saya kan bermacam-macam,” ucap Didit.
Saat stroke itulah, dia mendapatkan sebuah tawaran memberikan privat memotret dari seorang pemuda di Bali.
Dengan semangat tinggi, dia berangkat ke Pulau Dewata itu, setelah disepakati harga sebesar Rp 30 juta.
Namun siapa sangka, pemuda yang awalnya dibayangkan pemuda yang berasal dari keluarga kaya, ternyata seorang pemuda dari keluarga biasa.
