Penderita Kanker Payudara di Kota Semarang Naik Hampir 2 Kali Lipat dari Tahun Sebelumnya
Peringati Hari Kanker Sedunia atau World Cancer Day yang jatuh pada 4 Februari kemarin, Dinas Kesehatan Kota Semarang mengungkap fakta terbaru tentang
Penulis: Vina Rizki Ariani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Peringati Hari Kanker Sedunia atau World Cancer Day yang jatuh pada 4 Februari kemarin, Dinas Kesehatan Kota Semarang mengungkap fakta terbaru tentang penyakit kanker.
Penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh yang merupakan penyebab kematian kedua di seluruh dunia.
Sejak 2017 hingga 2019 di Kota Semarang, jumlah penyakit kanker terus meningkat.
• Ini Alasan Nengmas Antarkan Suami Poligami hingga Siapkan Mas Kawin dan Kebutuhan Akad Nikah
• Ammar Zoni Sewot Soal Nama Kontaknya di HP Istri, Irish Bella: Salah Sendiri Nikahin Orang Belgia!
• Begini Reaksi Agustianne Marbun Pergoki Hotman Paris Pulang Subuh Setelah Kencan dengan Artis
• Anak WNI Eks ISIS Menangis Ingin Pulang, Ngaku Pernah Melihat Pembantaian Manusia di Jalanan
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala DKK Semarang, Abdul Hakam saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (6/2/2020).
Abdul Hakam menyebutkan di antara data kasus kanker berdasarkan sumber puskesmas kota Semarang, terdapat lima jenis penyakit yakni kanker payudara atau mamme, kanker serviks atau leher rahim, leukimia, kanker mata atau retinoblastoma, kanker kolorektal.
"Dari data tersebut paling banyak ditemui kanker payudara atau mamme.
Tahun 2017 angka penderita kanker mencapai 371, 2018 naik 945 penderita, lalu 2019 angka penderita 1.745 yang semua didominasi perempuan," ujarnya, Kamis (6/2/2020)
Ia menambahkan, perempuan memiliki banyak hormon seperti progesteron estrogen dan prolactin di payudara dari mulai wanita itu beranjak dewasa menstruasi sampai yang menopause.
"Nah maka dari itu bagi wanita usia remaja atau usia produktif bisa dengan menerapkan metode Sadari (pemeriksaan payudara sendiri)," ujar Abdul Hakam
Lanjutnya, untuk deteksi dini atau screaning pada kanker leher rahim kaum perempuan, terutama yang sudah menikah untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Bisa melalui tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk mengetahui gejala kanker serviks.
Untuk yang sudah tidak menstruasi maka namanya pap smear.
Jadi tidak perlu takut, kanker bisa disembuhkan," katanya.
Sementara untuk kanker payudara, Abdul Hakam mengungkapkan penyakit kanker payudara disebabkan pola hidup yang tidak sehat.
“Maka dari itu, kami terus mendorong masyarakat untuk menerapkan hidup sehat.
Selain itu kami juga meningkatan germas (gerakan masyarakat) untuk bergerak bersama, melakukan sosialisaai tentang bahaya dari kanker payudara itu sendiri," tutur Abdul Hakam. (vra)
• HUT ke 2 Harris Hotel Sentraland Semarang, Ada Promo Semua Tipe Kamar Selama Februari 2020
• Tak Bayar Uang Warga Rp 2,3 Miliar, PT CKI Salatiga : Saya Tidak Ada Hubungannya Sama Media
• Yuk Kunjungi Gerai Breadlife Mal Ciputra Semarang, Ada Promo Paket Cuma Rp 32 Ribu
• Bhabinkamtibmas di Kebumen Ditekankan Penyelesaian Pidana Ringan Tanpa Melalui Persidangan