Berita Video
Video Hendi Kunjungi Sopir Angkot yang Viral Bawa Bayi Saat Narik
Nurul Mukminin (46) sopir viral yang membawa bayinya,Bilqis Choirun Nisa yang masih berusia 3,5 bulan tersenyum semringah.
Penulis: Dafin Dwiyanfa Atana | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berikut ini video Hendi kunjungi sopir angkot yang viral bawa bayi Saat Narik.
Nurul Mukminin (46) sopir viral yang membawa bayinya berumur 3,5 bulan, Bilqis Choirun Nisa bekerja, tersenyum semringah.
Pasalnya dia diampit oleh orang penting di Kota Semarang yakni Walikota Semarang, Hendrar Prihadi dan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Auliansyah Lubis.
Tidak hanya Walikota, Nurul juga bertemu dengan Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman, dan Kejari Kota Semarang, Sumurung.
Kunjungan tersebut dilakukan di rumah perawat Bilqis yakni Dian Ika (41) kader Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan Wonosari Rt 4 Rw 7 Kelurahan Wonosari, Selasa (11/2/2020) sekira pukul 16.30 WIB.
"Tentu kami Pemkot Semarang prihatin kepada Bapak Nurul yang baru saja kehilangan istri dan posisi punya anak yang masih kecil, " kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, selepas melakukan kunjungan.
Hendi menuturkan Pemkot Semarang bergerak cepat menangani persoalan Nurul dan keluarga setelah mendapat infromasi dari media dan masukan dari Kapolrestabes Semarang.
Sebab Nurul bekerja mengemudikan angkot membawa bayi
"Maka kami perintahkan kepada Camat dan lurah untuk segera menangani persoalan ini mulai dari pengasuh sampai dengan urusan administrasi kependudukan harus beres," terangnya.
Hendi mengungkapkan ternyata Nurul dan almarhumah istrinya bukan warga Semarang.
Diharapkan Nurul mencabut asal kependudukan di Bengkulu agar mendapat fasilitas sepenuhnya dari Pemkot Semarang.
"Kami Pemkot Semarang bersama Kapolrestabes, Kajari, Ketua Dewan tidak ingin ada warga Semarang kesusahan dalam berobat maupun fasilitas kesehatan, " ujarnya.
Sementara Nurul Mukminin mengungkapkan rasa terimakasih kepada Walikota Semarang, pihak Dewan, Kepolisian dan TNI yang telah peduli terhadap keluarganya.
"Terima kasih Bapak-bapak pejabat sudah datang menjenguk anak saya, Insya Allah instruksi dari Pak Wali akan saya jalankan," ujarnya.
Sampaikan Terima Kasih
Kisah viral Bilqis Choirun Nisa, bayi berusia 3,5 bulan yang ikut bekerja bersama ayahnya, Nurul Mukminin (46) seorang sopir angkot trayek Johar-Mangkang, banjir perhatian oleh sejumlah pihak.
Nurul mengaku setelah kisahnya diketahui publik melalui Tribunjateng banyak pihak yang peduli.
Pertama tentu dari Pemkot Semarang yang telah menerjunkan tim melalui pihak Kelurahan Wonosari tempat Nurul tinggal.
"Pihak Kelurahan mendatangi rumah kontrakan saya setelah saya masuk koran Tribunjateng. Pak Lurah bilang biar anak saya di rawat oleh bagian sosial Kelurahan. Jadi saya sekarang bisa tenang bekerja, " katanya kepada Tribunjateng, Senin (10/2/2020).
Saat ini Bilqis dirawat oleh pihak Kelurahan selama Nurul bekerja, sehingga Nurul dapat menarik angkot tanpa membawa anaknya.
Setelah pulang bekerja, dia dapat membawa pulang anaknya kembali.
"Perawatan Bilqis gratis dari Kelurahan, begitupun popok dan susunya juga gratis. Maka saya sangat berterima kasih kepada Kelurahan Wonosari, " ucapnya.
Menurut Nurul kedatangan pihak Kelurahan tidak lepas adanya intruksi langsung dari Walikota Semarang Hendrar Prihadi sehingga Nurul ingin mengucapkan terimakasih kepada Walikota secara langsung.
"Namun saya ini hanya sopir angkot, mustahil ketemu Pak Hendi. beliau juga harus mengurus seluruh rakyatnya warga Semarang. Tapi saya titip salam kepada Pak Hendi jika Tribunjateng jumpa dengan beliau. Haturkan beribu terima kasih kepada Beliau, " ujarnya.
Nurul melanjutkan adapula bantuan dari para warga Semarang yang secara langsung diberikan kepadanya.
Baik saat dia bekerja maupun datang langsung ke rumahnya.
"Saya paling ingat dari warga Banyumanik, saat itu malam hari beliau jauh-jauh mencari rumah saya hanya ingin menyampaikan amanat dari Bapaknya yang ternyata baru membaca Tribunjateng terus tergugah ingin membantu," katanya.
Selain dari pihak perseorangan maupun lembaga swasta, perhatian juga ditunjukan oleh PMI Kota Semarang.
Ini tampak saat Kepala Markas PMI Kota Semarang bersama rombongan mendatangi langsung ke rumah kontrakan Nurul.
"Saya baca kisah Pak Nurul dari Tribunjateng setelah itu saya intruksikan relawan untuk mengunjungi rumah beliau. Namun dua kali tidak bertemu karena beliau sibuk bekerja, " jelas Kepala Markas PMI Kota Semarang, Endang Puji Astuti.
Endang menjelaskan sebetulnya PMI ingin menawarkan bantuan berupa penitipan Bilqis di Day Care PMI Kota Semarang.
Yakni penitipan anak dari usia 3 bulan hingga 4 tahun.
"Jadi Bilqis bisa dititipkan di Day Care PMI dari pagi hingga sore, fasilitas tersebut gratis hingga Bilqis berumur empat tahun atau seterusnya," terangnya.
Namun berhubung Bilqis sudah ditangani oleh Pemkot Semarang melalui Kelurahan Wonosari, maka PMI Kota Semarang tetap memberikan perhatian melalui program lainnya.
"Kunjungan ini sebagai bentuk perhatian PMI Kota Semarang sekaligus Kami memantau kebutuhan apa yang diperlukan Bapak Nurul sekeluarga. Kami nanti memberikan bantuan susulan yang segera kami salurkan, " bebernya.
Kisah Viral
Pagi masih menggantung, lampu di teras rumah berpapan kayu itu masih menyala.
Tidak berselang lama suara isak tangis bayi pecah, mengusik kehehingan pagi di Kampung Karangsari, Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.
Ketika masuk ke rumah berukuran 4X6 meter harum wangi bedak bayi menyeruak. Ruang depan kosong tanpa kursi dan meja.
Ruang berikutnya terdapat tempat tidur. Di sebelah utara tempat tidur tampak kipas angin tipe duduk warna hitam geleng-geleng ke arah kanan dan kiri menyebar udara di ruangan yang agak pengap.
Di ruangan tersebut, Nurul Mukminin (46) sedang asyik mengganti popok Bilqis Choirun Nisa , anaknya yang kini berusia 3,5 bulan.
Namun tiba-tiba kakak Bilqis, Balqis Choirun Najwa (7) merengek manja agar ayahnya membantu membetulkan sleting rok seragam pramuka.
"Ya begini rutinitas pagi saya, mengurusi anak-anak, " katanya saat ditemui Tribunjateng, Jumat (7/2/2020).
Nurul mengatakan sepeninggal istri nya Almarhumah Ariani Dwi Setyowati (21) praktis dia harus mengurus semua anaknya sendiri.
Termasuk harus mengajak dua buah hatinya untuk ikut menarik angkot trayek Mangkang-Johar.
"Tidak ada pilihan lain, saya terpaksa mengajak mereka bersama saya, " terangnya.
Kendati dalam keterbatasan, Nurul masih memiliki harapan besar.
Buah hatinya dengan Almarhumah Ariani Dwi Setyowati harus lebih baik kehidupannya dibandingkan orangtuanya.
"Saya memiliki rencana, di usia Bilqis 4 tahun atau 6 tahun ingin saya masukan ke Pondok pesantren khusus Hafidzah Al-quran," katanya.
Rencana itu, menurut Nurul tidak lepas dari keinginan istrinya agar anak mereka hidup lebih baik.
"Kalau Bilqis bisa mengaji atau hafal Al Quran dia bisa kirim doa ke ibunya yang tidak bisa dia temui di dunia ini, " ucapnya.
Perjuangan Nurul masih panjang sebab dia harus berjibaku menghidupi kedua anaknya. Sekaligus membayar tunggakan biaya persalinan yang mencapai Rp 9,3 juta di RSUP Kariadi.
"Paling akhir nanti bulan April, saya tetap berikhtiar melunasi tunggakan itu, " paparnya.
Mandikan Bilqis di Toilet Terminal
Memandikan Bilqis setiap pagi di toilet Terminal Mangkang Semarang menjadi rutinitas Nurul Mukminin (46), sopir angkot yang membawa bayinya saat narik.
Jumat (7/2/2020) pagi, selepas menurunkan tiga penumpang, Nurul memarkirkan mobil angkotnya yang berwarna oranye cerah di dekat pemberhentian bus pojok terminal.
Dia turun sembari mengendong anak perempuannya, Bilqis Choirun Nisa, yang masih berusia 3,5 bulan.
Tangan kanan Nurul menenteng tas merah yang berisi perlengkapan bayi.
Perantau asal Bengkulu ini berjalan cepat menuju toilet terminal yang berada di sisi utara.
Sesampainya di sana, Bilqis diletakkan di dipan.
Sejurus kemudian, Nurul masuk ke dalam ke toilet.
Ketika keluar, dia sudah membawa ember warna biru yang penuh berisi air.
Baju Bilqis pun dilepas, bayi mungil itu pun dimandikan.
Tubuhnya perlahan dimasukkan dalam ember.
Ketika bersentuhan dengan air, tampak kedua kaki sang bayi gemetar tapi dia tetap kalem tak merengek.
Tidak berselang lama, sabun batang warna biru diusapkan di seluruh tubuh anaknya.
"Betul, ini sabun untuk orang dewasa, " kata Nurul kepada Tribunjateng.com.
Ketika dimandikan sang ayah di ember, Bilqis tak mengeluarkan suara sedikit pun.
Dia tetap tenang saat seluruh tubuhnya dilumuri minyak telon dan bedak bayi.
"Alhamdulillah, anak perempuan saya ini sangat jarang rewel dan tidak pernah sakit.
Mungkin dia tahu keadaan ayahnya, " beber Nurul.
Tidak berselang lama, Bilqis akhirnya menangis.
Sebotol susu formula yang dibeli Nurul seharga Rp 34 ribu per 200 gram masuk ke dalam mulut bayinya.
Bilqis pun diam, ayahnya lalu menggendong dengan kain.
"Ini sebentar lagi tidur, habis ini saya bawa melihat antrean angkot.
Kalau sudah jatah saya, baru saya narik lagi, " jelasnya.
Nurul sengaja memandikan anaknya di toilet terminal lantaran lebih mudah.
Kalau mandi di rumah, dia kesulitan karena harus meminta air ke tetangga.
"Di terminal sekalian mangkal angkot sekalian mandikan anak.
Sehabis mangkal sampai pukul 10.30 WIB, baru jemput anak saya yang satunya di SD Pancasila," paparnya.
Nurul dan Bilqis setiap hari berangkat bekerja dari rumah kontrakannya di Karangsari Timur, Wonosari, Kecamatan Ngaliyan pukul 06.00.
Mereka pulang sekitar pukul 22.00.
Ibunda Bilqis, Ariani Dwi Setyowati (21), telah meninggal pada November 2019 lalu.
Ketika berangkat, Nurul sekaligus mengantarkan anaknya yang pertama, Balqis Choirun Najwa (7), pergi bersekolah di SD Pancasila Semarang.
Dia lantas menjemputnya pukul 10.30 saat Balqis pulang sekolah.
Setelah itu, mereka bertiga bersama di dalam angkot sampai malam.
"Daripada saya tinggal di rumah kepikiran, bareng bertiga seperti ini saya lebih tenang.
Beginilah hidup jadi orangtua sendiri.
Apa pun itu harus tetap dijalani demi masa depan anak-anak, " jelasnya kepada Tribunjateng.com.
Kakak Bilqis, Balqis, mandi di rumah sebelum berangkat sekolah.
Bocah kecil itu sudah mandiri, mengenakan seragam sekolahnya tanpa bantuan Nurul.
Sang ayah yang merapikannya setelah mereka siap naik angkot ke sekolah.
Tanggapan Kasatlantas
Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi ikut angkat bicara ihwal viralnya kisah seorang sopir angkot trayek Johar-Mangkang bernama Nurul Mukminin (46) tersebut.
Bapak bernama Nurul kini memang ramai diperbincangkan karena membawa anaknya yang masih berumur 3., bulan ikut dalam mobil angkutan umum.
Nurul terpaksa membawa anaknya bernama Bilqis Choirun Nisa lantaran istrinya, almarhumah Ariani Dwi Setyowati (21) warga Semarang, telah meninggal dunia pada November 2019 lalu.
Pertama, AKBP Yuswanto Ardi mewakili Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Auliansyah Lubis turut memberikan rasa simpati mendalam terhadap situasi yang dialami Nurul saat ini.
Sebab, menurut Kasatlantas, bayi tersebut dengan sangat terpaksa harus ikut dalam kegiatan orangtuanya sebagai supir angkutan umum.
"Namun demikian, situasi ini tentunya sangat membahayakan, baik bagi bayinya sendiri, ayahnya, maupun para penumpang dan pengguna jalan lainnya," ungkap Ardi, sapaannya, kepada Tribunjateng.com, Sabtu (8/2/2020).
Saat ini, Ardi mengatakan bahwa Kapolrestabes Semarang telah memberikan petunjuk kepada pihaknya untuk segera memberikan perhatian dan mengambil langkah-langkah bagi sang sopir.
Hal itu dilakukan juga guna dapat memberikan pelayanan bagi semua pihak terkait guna terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
"Rencananya, kami mewakili dari Polrestabes Semarang akan memberi bantuan. Bentuk bantuannya sedang dibahas oleh kami. Semoga, bantuan yang sedang kami bahas ini bisa menjadi solusi dan peringan beban bagi sang sopir Nurul," tutur Ardi.
Dia melanjutkan, sebenarnya, dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU-LLAJ) Pasal 106 Ayat 1 disebutkan, setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib berkendara dengan wajar dan penuh konsentrasi.
Kemudian, dalam Pasal 283 disebutkan juga bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain dengan dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi dapat dipidana.
Hukuman pidananya berupa kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp 750 ribu.
Artinya, kata Kasatlantas, sang sopir Nurul itu sebenarnya dikategorikan sebagai tindak pelanggaran UU-LLAJ.
"Tapi tentunya, penegakan hukum harus memperhatikan aspek sosiologis. Tidak serta merta begitu saja. Ada hal lain yang perlu dipertimbangkan, termasuk dalam permasalahan ini," jelas Ardi.(Tribunjateng/iwan arifianto/gum)