Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Human Interest

Tahukan Anda? Pujianto Adalah Pelukis Wayang Beber Terpanjang di Dunia, Ini Sosoknya

Hobi wayang dan bakat melukis Pujianto terus diasah sejak kecil. Dan kini dia masih rutin melukis Wayang Beber

tribunjateng/mahfira putri maulani
Seniman Wayang Beber asal Kabupaten Sragen Pujianto Kasidi menunjukkan karya seninya. 

TRIBUNJATENG.COM -- Hobi wayang dan bakat melukis Pujianto terus diasah sejak kecil. Dan kini dia masih rutin melukis Wayang Beber pada kain sebagai upaya untuk melestarikan budaya adi luhung.

Sejak kecil Pujianto Kasidi (62) sudah cinta pada dunia pewayangan. Bahkan Kasidi mampu melukiskan kisah Mahabharata dan Ramayana dalam selembar kain yang dikenal sebagai Wayang Beber.

Wayang Beber sebagaimana namanya, seni lukis pada media kain menggambarkan cerita pewayangan dengan tokoh-tokoh pada cerita Mahabharata maupun Ramayana.

Cara menikmati wayang itu dengan membeber atau merentangkan membuka gulungan kain yang berisi lukisan kisah wayang.

Terlahir dari keluarga sederhana, Pujianto hanya belajar hingga bangku SD tahun 1970. Setelah lulus dirinya membantu kakak ipar yang juga seorang pembuat wayang. Tidak puas, Pujianto mencoba keberuntungannya ke Jakarta pada tahun 1977.

Truk Berstiker Aku Mbalek Nakal Tabrak Mobil Honda Brio Hingga Terseret 150 Meter

Semifinal Coppa Italia: Inter Milan vs Napoli, Pertarungan Bak Bumi dan Langit

Penyakit Misterius Muncul di Nigeria, Puluhan Orang Terinfeksi, 15 Tewas

Sidang Pungli Program PTSL Desa Ngabean Kendal, Handayani Terima 100 Ribu dari Pengambil Sertifikat

Sudah merantau di Jakarta, Pujianto pun tetap dekat dengan seni pewayangan. Di ibukota ini dia bertemu dengan banyak seniman wayang yang juga mengajarinya lebih dalam lagi tentang wayang.

Selama proses memperdalam keilmuan di bidang wayang dan lukis itulah ia diajak bergabung menjadi tim peneliti tentang Wayang Beber di Dukuh Karangtalun Desa Kedompol Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan pada 1990.

Pada proses penelitian itulah dirinya pertama kali membuat Wayang Beber. Selama satu tahun belajar dirinya bisa membuat wayang.

Ia akhirnya bisa mengikuti pameran Wayang Beber di Institut Jakarta pada 1991.

Pada 1992 dirinya mulai mengembangkan secara lebih serius seni Wayang Beber, dia bereksperimen baik media lukis maupun ukuran wayang beber.

Kiprahnya menjadi seorang pelukis Wayang Beber membuatnya mendapatkan pengakuan secara regional maupun nasional.

Berbagai kunjungan mulai dari penelitian, kunjungan kementerian, dinas, berbagai pejabat mulai dirasakannya.

Wayang Beber hasil karyanya dibeli pejabat, kolektor dan pecinta wayang. Bahkan dia menyebut, menteri, pejabat nasional, gubernur dan bupati pun punya koleksi Wayang Beber buatannya.

"Dari pemerintah, swasta, perhotelan dan souvenir. Karya saya juga telah dipajang di museum kertas di Jepang hasil kolaborasi dengan ahli kertas Jepang Isamu Sakamoto," kata Pujianto kepada Tribunjateng.com.

Berbagai ukuran wayang pernah ia buat mulai dari panjang 24 meter, 33 meter, 49, 5 meter. Dia juga pernah menyelesaikan Wayang Beber terpanjang di dunia pada tahun 2002 dengan ukuran 60×1 meter.

Karya itu juga mendapat penghargaan dari MURI sebagai lukisan Wayang Beber terpanjang kategori seni rupa. Pujianto menyelesaikan Wayang Beber itu sekitar 8 tahun lamanya.

Wayang Beber karya Pujianto juga secara maraton diikutkan roadshow pameran kebudayaan di antaranya pameran yang diselenggarakan atas kerjasama Museum Dekorasi Dan Kerajinan Rakyat, Museum Kesenian Timur Teater Academy Boneka S. V Obrastov dan KBRI Moskow dan masih banyak lagi.

"Sebenarnya yang penting belajar, saya belajar, belajar belajar ditekuni dengan antusias, akhirnya menjadi profesi karir dan pengabdiannya pada kebudayaan hingga kini," kata dia.

Pujianto mencintai wayang dengan alasan utama, karena wayang merupakan seni budaya adiluhung peninggalan nenek moyang yang hampir punah.

"Motivasi saya sebenarnya hanya ingin melestarikan budaya peninggalan nenek moyang. Dan sekarang kita juga harus melestarikan," lanjut dia.

Dia telah berusaha menularkan seninya kepada generasi penerus dengan buka sanggar seni melukis wayang kepada anak-anak hingga pemuda di desanya.

"Saya juga terus berupaya semaksimal mungkin, anak-anak dari ISI Solo belajar juga ke sini saya ajari, warga sekitar sini datang saya ajari," kata dia.

Diakuinya jiwa seni Pujianto didapat dari ayahnya. Namun sekarang dua anak Pujianto tak ada yang menekuni seni wayang beber. Anak pertamanya merupakan lulusan arsitek dan anak keduanya lulusan perhotelan.

Kini di kediamannya di Dukuh Gabugan RT 13 Desa Gabugan Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, ia masih rutin melukis.

Di rumahnya terdapat ratusan koleksi lukisan Wayang Beber dengan beberapa yang ia pasang. Pujianto menjual wayang bebernya dalam berbagai ukuran.

Harganya juga bervariatif tergantung kerumitan wayang, mulai dari Rp 500 ribu ukuran 30 cm hingga Rp 15 juta ukuran 2,5 meter. (Mahfira Putri Maulani)

Ghea Youbi Dekat dengan Pemain Persib Bandung, Sisipkan Gamelan Sunda di Single Barunya

Berita Viral: Dua Guru SMA Duel di Dalam Kelas Disaksikan Para Siswanya, Ini Kronologinya

Korban Meninggal Tembus Seribu Lebih, Benarkah Indonesia Masih Negatif Kasus Corona? Ini Kata Menkes

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved