Bule Jualan Kebab
Nikahi Warga Cilacap, Bule Belanda Ini Nafkahi Istri dengan Jualan Kebab di Teluk Penyu
Rudy Komans, bule asal Belanda berjualan kebab di Teluk Penyu, Cilacap untuk cukupi kebutuhan keluarga. Bule jualan kebab ini jadi perhatian warga set
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: m nur huda
TRIBUNBANYUMAS, CILACAP- Sore hari adalah waktu orang-orang pulang dari bekerja.
Rudy Komans (50), bule asal Belanda, justru malah mulai kerja pada waktu tersebut.
Setiap hari, dari pukul 15.00-18.00 WIB, Rudy menata meja untuk berjualan kebab di Teluk Penyu, Cilacap.
Jangan bayangkan tempat berjualan Rudy seperti penjual kebab pada umumnya.
• Sembari Buka Masker, Lucinta Luna: Saya Ayluna Putri Minta Maaf pada Teman-teman Artis
• Ini Harga Ponsel Terbaru Samsung Februari 2020 Mulai A Series hingga Galaxy Note
• Helikopter MI-17 Hilang Kontak Ditemukan, Ayah Serda Dita Ilham Kembali Teteskan Air Mata
Tempat berjualan Rudy hanya berupa meja sederhana dengan tempelan MMT bertuliskan "Landa Kebab".
Hanya dengan peralatan itu, Rudy dengan menggelar kebabnya di atas meja dan menunggu pelanggan yang datang membeli.
Beberapa kendaraan motor yang lewat di samping kadang tidak memedulikannya.
Kadang juga ngajak bercanda seperti melempar sapaan, "Hei mister!"
Namun, tidak sedikit juga yang memarkir motor di tempat Rudi berjualan untuk membeli kebab.
"limolas," katanya kepada pelanggan yang membelinya.
Rudi mengucapkan Bahasa Jawa itu dengan logat bulenya yang kental.
Artinya harga satu kebabnya Rp15.000.
Cinta Indonesia dan Ingin Jadi WNI
Rudy Komans sudah 20 tahun tinggal di Indonesia.
Sepuluh tahun dari itu dia habiskan tinggal di Cilacap.
Dia sudah jatuh cinta dengan negeri ini.
Rudy berharap bisa menjadi WNI.
Dia sudah mantap tinggal di sini.
"Saya cinta dengan Indonesia," katanya dengan logat bulenya kepada Tribun Banyumas, Rabu (12/2/2020).
Bahkan sekarang Rudy sudah delapan tahun menikah dengan orang Cilacap.
Orang yang dinikahinya itu yang setiap hari mengantar dan menjemput Rudy di Teluk Penyu.
Esty Kritiyani (40) nama istri Rudy.
Sore itu Esty datang sekira pukul 18.00 WIB.
Dia adalah sosok setia yang mendampingi Rudy.
Dia yang setiap hari selalu mengantar dan menjemput Rudy. Juga, orang yang memasak kebab yang dijual Rudy.
"Saya bagian memasak saja, kalau belanja bahan, dia sendiri yang ke pasar," ceritanya kepada Tribun Banyumas.
Esty menceritakan, sudah enam tahun Rudy berjualan kebab.
Teluk Penyu adalah lokasi yang paling cocok bagi dirinya setelah sebelumnya sering berpindah-pindah tempat.
Sebelumnya, Rudy pernah berjualan di Pasar Sangkal Putung. Juga pernah di ruko.
"Waktu jualan di Jalan Soedirman malah kemalingan, sehingga kehabisan modal," ujarnya.
Sejak mengalami pengalaman buruk berjualan kebab di ruko atau menggunakan gerobak. Rudy memilih berjualan kebab dengan sederhana saja.
"Sampai pernah berjualan kebab dengan keliling, punggungnya ditempeli "jual kebab" dan tangannya memegang kresek yang berisi kebab," kenang Esty.
"Dia orangnya tidak malu untuk bekerja," tambahnya.
Rudy membenarkan cerita istrinya.
Prinsip dia bekerja tidak usah malu.
Apa pun dia lakukan asal bisa bekerja.
Dan selama tinggal di Indonesia, alasan dia jualan kebab sederhana, itu makanan kesehariannya.