Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Artis

Kepala Lucinta Luna Pernah Dibelah Demi Dapatkan Rambut Indah, Setelahnya Sering Depresi

kepala Lucinta Luna pernah dibelah untuk mendapatkan rambut yang indah dan lebat. Sete;lahnya, Lucinta Luna kerap merasa nyeri di kepala. Akibatnya,

Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
Youtube Lucinta Luna
Kepala Lucinta Luna Pernah Dibelah Demi Dapatkan Rambut Indah, Setelahnya Sering Depresi 

TRIBUNJATENG.COM- Lucinta Luna terancam hukuman 4 tahun penjara karena kasus narkoba.

Lucinta Luna positif menggunakan benzo.

Manajer Lucinta Luna, Joana membela, penyalahgunaan obat terlarang yang dilakukan oleh artis peran Lucinta Luna semata-mata untuk meredakan depresinya.

Disebutkan oleh Joana, ada beberapa hal yang membuat Lucinta Luna depresi. Di antaranya adalah perundungan, mengonsumsi obat agar lebih tenang menghadapi haters, serta sakit kepala yang diderita akibat operasi belah kepala.

Dijelaskan lanjut oleh Joana dalam program acara Rumpi Trans TV, Kamis (13/2/2020), kepala Lucinta Luna pernah dibelah untuk mendapatkan rambut yang indah dan lebat.

Tindakan tersebut disebut sebagai implan rambut.

Pernah menjalani pembelahan kepala, Lucinta Luna kerap merasa nyeri di kepala.

Akibatnya, pemilik nama asli Muhammad Fatah itu kerap mengonsumsi obat pereda nyeri.

"Dia insomnia berat. Lucinta Luna kadang endorse filler kadang rasa sakit. Dia bekas operasi implan rambut di kepala." ujar Joana.

"Dia harus konsumsi (obat) itu setelah sakit. Kepalanya di belakang juga dibelah untuk cangkok rambut," lanjutnya.

Tak sampai di situ, menurut keterangan Joana, artisnya itu kerap sekali mencoba bunuh diri.

"Banyak hal yang bikin anak ini tertekan dan pada saat dia mau bunuh diri aku sering ngehalau dia.

Dia pernah coba lompat dari apartemen lantai 39 terus dia pernah mau tusuk perutnya, banyak hal bikin dia ingin bunuh diri." ungkapnya.

Joana menegaskan, Lucinta Luna tertekan dengan bullyan yang dilontarkan oleh mantan teman-temannya dahulu.

"Penyebab utamanya dia merasa dibully oleh bekas teman-teman terdahulunya.

Saya juga heran dengan teman-temannya, cuma saya nggak ngerti motifnya apa. Lucinta Luna depresi berat," pungkas Joana.

Seperti yang diketahui, Lucinta Luna dilaporkan terjerat kasus dugaan penyalahgunaan narkoba di Apartemen Thamrin City, Jakarta Barat, pada Selasa (11/2/2020).

Polisi menemukan dua jenis obat dari tas Lucinta Luna, yakni Tramadol dan Riklona.

Dua obat tersebut merupakan obat penenang dan masuk golongan psikotropika.

Lantas, apa itu Tramadol dan Riklona?

Tramadol

Dilansir dari kompas.com, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengungkapkan, Tramadol merupakan obat anti-nyeri dan jika disalahgunakan maka akan menimbulkan halusinasi.

Tak hanya itu, Tramadol yang dikonsumsi berlebihan bisa menimbulkan ketergantungan dan memengaruhi aktivitas mental dan perilaku yang cenderung negatif.

Hal itu sebagaimana diberitakan Kompas.com (6/9/2016).

Karena adanya efek negatif tersebut, maka obat itu masuk dalam kategori obat-obat tertentu dan hanya digunakan untuk pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.

Melansir WebMD, Tramadol ada berbagai jenis, yakni Tramadol HCL, Tramadol HCL-Acetaminophen, dan Tramadol HCL ER.

Umumnya obat ini menimbulkan rasa mual dan muntah.

Penggunaan Tramadol harus dalam pengawasan dokter.

Riklona

Obat penenang lain yang ditemukan oleh polisi, yakni Riklona.

Pada 2016 lalu, kasus obat penenang yang tergolong psikotripika ini santer terdengar lantaran diberikan kepada anak-anak di daerah Blok M, Jakarta Selatan.

Riklona merupakan obat penenang dengan zat aktif Clonazepam.

Clonazepam sendiri merupakan derivatif dari benzodiazepine.

Secara umum, benzodiazepine adalah obat yang digunakan untuk mengobati kecemasan, tetapi juga efektif dalam mengobati beberapa kondisi lain.

Mekanisme kerja Benzodiazepine saat ini masih belum diketahui secara pasti, yang jelas obat ini bekerja dengan cara memengaruhi neurotransmitter di otak.

Salah satu neurotransmitter ini adalah asam gamma-aminobutyric (GABA), sebuah neurotransmitter yang menekan aktivitas saraf.

Tak hanya itu, yang perlu diperhatikan dari konsumsi Benzodiazepine yakni efek samping, antara lain:

- Ketenangan

- Pusing

- Lemas dan goyah

- Mengantuk

- Hilang orientasi

- Gangguan tidur

- Bingung

- Lekas marah atau agresif

- Kegembiraan berlebihan atau tidak wajar

- Gangguan memori

Ketergantungan fisik

Diketahui, semua Benzodiazepine dapat menyebabkan ketergantungan fisik.

Apabila penggunaannya dihentikan secara tiba-tiba, setelah penggunaan berbulan-bulan, maka akan menimbulkan efek, seperti depresi, merasa tidak percaya diri, kacau, dan insomnia.

Efek lain yang memengaruhi tubuh, yakni kejang, kram otot, muntah, dan bekeringat. (tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved