Berita Semarang
Cerita Firasat Dea Putri Mayor TNI Bambang Saputra Asal Semarang Gugur Helikopter Jatuh di Papua
Selain saudara, warga setempat pun ikut berdatangan untuk memberi belasungkawa kepada almarhum Mayor Cpn (Anumerta) Bambang Saputra (45).
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: galih permadi
"Di keluarga kami, hanya dua orang yang jadi tentara. Salah satunya Mas Bambang. Saya sengaja datang jauh-jauh dari Palembang untuk melayat ke rumah duka.
Sampai kemari, ternyata jenazahnya gak dibawa ke rumah duka. Tapi ke Lanumad. Mungkin, nanti kita semua juga langsung ke sana," ujar Waluyo dengan wajah tenang.
Mimpi Dea
Tak hanya Waluyo, Diah Nur Eka (17) pun berusaha menunjukkan ketenangannya saat banyak warga datang ke rumahnya.
Diah sendiri merupakan anak sulung almarhum.
Diah berusaha menyembunyikan raut kesedihan di wajahnya.
Dengan matanya yang masih sembab, Diah tetap melempar senyum jika teman-teman dan tetangga berdatangan memberi belasungkawa kepada ayahnya.
Berbagai karangan bunga berjejer di depan rumahnya.
Dengan berbalut jilbab hitam, dia siang itu tetap tegar saat menyalami teman-teman satu sekolahannya.
Banyak temannya dari SMAN 9 Semarang yang melayat ke rumahnya untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas meninggal ayahandanya, Mayor Cpn (Anumerta) Bambang Saputra.
Bambang menjadi satu dari 12 prajurit TNI AD yang gugur dalam insiden jatuhnya Helikopter MI-17 di Pegunungan Mandala, Distrik Oksibil Pegunungan Bintang Papua.
Sejak heli tersebut jatuh pada 28 Juni 2019 silam, jenazah Bambang baru bisa ditemukan Sabtu (15/2/2020) lalu.
Dea, sapaan akrab Diah, mengatakan, sekeluarga bersama saudara akan bertolak ke Lanumad Semarang selepas Maghrib untuk menjemput jenazah ayahnya.
"Nanti sama sekeluarga ke Lanumad aja. Soalnya jenazah bapak ada di sana. Dari Lanumad, langsung dibawa ke TMP untuk memulai upacara pemakaman pada Selasa (18/2/2020) pukul 09.00 WIB ," akunya.
Dea bercerita banyak kenangan tak terlupakan bersama sang ayah.