Berita Regional
Sadis Bener Tante Vianita, Siksa Keponakan Umur 7 Tahun Hingga Meninggal Gara-gara Korban Minum Teh
Sadis Bener Tante Vianita, Siksa Keponakan Umur 7 Tahun Hingga Meninggal Gara-gara Korban Minum Teh
TRIBUNJATENG.COM, SAMARINDA -Sadis Bener Tante Vianita, Siksa Keponakan Umur 7 Tahun Hingga Meninggal Gara-gara Korban Minum Teh.
Vianita Handayani Elfana Hasan (35) diamankan polisi karena menganiaya keponakannya hingga meninggal dunia, Selasa (18/2/2020).
Peristiwa itu terjadi di Desa Kaliorang RT 15 Jalan HM Ardan, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
• TNI-Polri Deteksi Keberadaan KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya, Irjen Paulus : Mereka Cuma Caper
• Detik-detik Pemotor Tewas Tertimpa Truk Molen di Candi Semarang, Kernet: Rem Blong
• Hubungan Terlarang Adik Masih SD Hamili Kakak Kandung Hingga Melahirkan dan Ketahuan Warga
• Sopir Ashraf Sinclair Ceritakan Kebaikan Hati Bosnya Semasa Hidup
Korban berinisial PR (7) dibenturkan ke pintu dengan keras hingga mengalami luka berat di bagian kepala hingga meninggal dunia, Selasa.
Korban juga mengalami bekas luka siksaan di bagian perut, punggung, bibir hingga dagu.
Kasus ini terungkap saat suami pelaku, Baharuddin (49) pulang kerja.
Dia mendapati korban terbaring dalam kamar sudah tak sadarkan diri dengan luka memar di tubuh.
Dia langsung memanggil tetangga meminta bantuan membawa ke Puskesmas Kecamatan Kaliorang.
Setibanya di puskesmas, tim medis memeriksa dan menyatakan korban meninggal dunia akibat luka benturan keras di kepala bagian belakang.
"Pihak puskesmas langsung menghubungi kami. Kami langsung bergerak ke sana," ungkap Kapolsek Kaliorang, AKP Pujito saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/2/2020).
Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan ada indikasi kekerasan.
Hasil penyelidikan mengarah ke istri Baharuddin, Vianita.
Saat itu polisi langsung bergerak ke rumah Baharuddin dan mengamankan istrinya.
"Pengakuan pelaku (Vianita), dia emosi karena anak ini minum teh. Kalau minum teh korban kena semacam alergi gitu. Jadi dia (pelaku) jengkel benturkan ke pintu," kata Pujito.
Untuk sementara, motif penyiksaan karena emosi.