Berita Video
Video Lezatnya Olahan Ayam Kalkun di Kudus
Satu kuliner yang wajib dicicipi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Kudus adalah menu olahan ayam kalkun.
Penulis: raka f pujangga | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Berikut ini video lezatnya olahan ayam kalkun di Kudus
Tidak hanya garang asem ayam dan sate daging kerbau yang menjadi kuliner khas di Kabupaten Kudus.
Satu kuliner yang wajib dicicipi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Kudus adalah menu olahan ayam kalkun.
Rumah Makan Kalkun Raos Eco menyediakan beragam menu ayam kalkun, yakni ayam kalkun goreng, bakar, rica-rica, sate, dan garang asem.
Pemilik Rumah Makan Kalkun Raos Eco, Ahmad Suyatno menjelaskan, belum banyak restoran yang menyajikan ayam kalkun dalam berbagai varian.
Meskipun ada, kata dia, masih ada penjual yang tidak fokus berjualan sehingga jadwal bukanya tidak menentu.
"Memang ini bukan yang pertama kali di Kudus, tapi kemungkinan hanya kami yang fokus karena memiliki peternakan ayam kalkun sendiri," ujar dia, di Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Dalam sehari,rumah makan yang buka pukul 10.00 hingga 21.00 itu dapat menjual sedikitnya 3-4 ekor ayam kalkun yang diolah menjadi beragam menu olahan makanan.
Pasalnya dia tidak hanya memproduksi untuk rumah makannya saja, tetapi juga dikirim mentah dan masih hidup ke sejumlah daerah.
Di antaranya pengirimannya ke daerah Bali dan Lampung yang memiliki permintaan cukup tinggi.
"Permintaan pasar dalam sebulan bisa sampai 150 ekor, tapi saya belum bisa memenuhinya dan hanya bisa terpenuhi 30 ekor.
Jadi kalau bisa jual di restoran sehari 3-4 ekor saja sudah bagus," ujar dia.
Ahmad menjelaskan, kehadiran rumah makan tersebut karena memiliki peternakan yang jumlahnya saat ini mencapai 300 ekor.
Sebanyak 100 ekor ayam kalkun indukan, dan 200 ekor lainnya masih dalam tahapan pembesaran.
Hal itu membuatnya tidak sulit untuk mendapatkan pasokan bahan baku karena selalu tersedia dari peternakannya.
"Dari peternakan kami hanya 3-5 ekor saja pada 2017 yang lalu, sekarang kami sudah punya sampai 300 ekor yang menjadi sumber pasokan bahan baku kami," jelas dia.
Menurut dia, daging ayam kalkun memiliki kandungan kolesterol yang rendah sehingga menjadi kuliner yang sehat buat dikonsumsi.
Setiap 100 gram ayam kalkun mengandun 160 kalori, dan setiap porsinya mengandung vitamin B6, B12, dan zat mineral.
"Sehingga makanan ini aman untuk diabetes, karena rendah kolesterol dan dapat mencegah kanker," jelas dia.
Saat mencoba mencicipinya, daging ayam kalkun memiliki tekstur yang kenyal dan tetap empuk saat dinikmati.
"Daging ayam kalkun ini kaya vitamin dan kandungannya lebih baik daripada jenis unggas yang lainnya," jelas Ketua Paguyuban Semarak Kalkun Kudus (SKK).
Seporsi menu ayam kalkun itu dibanderol mulai dari Rp 25 ribu per porsinya.
Namun dia tidak menjual menu makanan yang masih dalam bentuk telur karena nilai jualnya yang rendah.
Meskipun dalam sebulan, peternakannya bisa menghasilkan sekitar 500-600 telur ayam kalkun.
Dia mulai menjualnya saat ayam kalkun sudah menetas berusia minimal satu minggu kepada para pembesaran ayam kalkun.
"Daripada dijual telurnya, lebih baik dijual saat usia sudah satu minggu.
Harganya bisa sampai Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu per ekornya," jelas dia.
Dalam mengembangkan telur kalkun itu tidak terlalu sulit karena dari total telur yang diproduksi 80 persennya bisa menetas dengan baik.
"Asalkan tahu caranya mengelola peternakan kalkun ini cukup menguntungkan, karena permintaan pasar tinggi ditambah daya tahan ternak yang baik," ujarnya.
Pengunjung Restoran Raos Eco, Rifan Hamin menyampaikan, suka dengan sajian menu makanan yang telah dibuka sejak tanggal 24 Februari 2020.
Menu tersebut, kata dia, diolah dengan baik sehingga pengunjung bisa menikmatinya dengan enak.
"Karena kalkun itu cenderungnya dagingnya alot karena bobotnya berat, tapi disini tidak alot, dagingnya empuk," ujar dia.
Menu olahan yang paling disukainya adalah sate karena tidak seperti sate yang ada pada umumnya.
"Sate yang saya suka, biarpun dibakar langsung tetapi dagingnya tetap empuk," jelas dia. (raf)