Wabah Virus Corona
BERITA LENGKAP: Alasan Pemkot Tolak Kapal Pesiar Viking Sun Berlabuh di Tanjung Emas
Kapal pesiar Viking Sun yang mengangkut turis mancanegara batal bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Kapal pesiar Viking Sun yang mengangkut turis mancanegara batal bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Kapal yang berangkat dari Darwin, Australia, pada dua pekan lalu itu dijadwalkan akan bersandar pada Kamis (5/4) pukul 07.00.
Namun, oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, kapal yang mengangkut 738 penumpang dan 400 kru kapal itu tak diizinkan untuk berlabuh.
Penolakan itu tampak dalam surat penundaan kunjungan kapal pesiar bernomor B/1201/443/2020 yang dikeluarkan Wali Kota Semarang hendrar Prihadi tertanggal 5 Maret 2020.
Surat itu dikirimkan kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Kelas I Pelabuhan Tanjung Emas, Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Emas dan Direktur PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Regional Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi yang didapat, di dalam kapal tersebut terdapat sebagian penumpang yang memiliki riwayat perjalanan mengunjungi negara-negara yang terjangkit Covid-19 atau virus corona.
Diketahui juga ada dua orang yang menderita sakit demam, batuk dan pilek.
Surat tersebut dikeluarkan sebagai kesiapsiagaan Kota Semarang dalam menghadapi virus Covid-19.
Dalam surat itu, wali kota yang akrab disapa Hendi, itu menerangkan bahwa seseorang yang memiliki riwayat perjalanan dari negara yang terjangkit wabah corona selama 14 hari terakhir disebut sebagai orang dalam pengawasan.
Sehingga, dalam pengecekan kesehatan di laboratorium membutuhkan waktu selama dua hari.
Karena itu, Pemerintah Kota Semarang tidak memberikan izin sandar kepada kapal pesiar yang sebagian besar turisnya berasal dari Inggris dan Amerika itu.
Manager Cabang Yogyakarta Cruise Asia Destination, I Nyoman Sudirman selaku operator tour wisata para turis mancanegara kapal pesiar itu, membenarkan batalnya kapal pesiar tersebut bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Menurutnya, surat tidak diizinkan bersandar tersebut pihaknya terima pada pukul 13.00 WIB dan segera pihaknya sampaikan kepada awak kapal.
"Kami tidak dapat berbuat apa apa. Adanya hal ini kami harus membatalkan semua operasi seperti pemesanan bus-bus sebanyak 26 dan akomodasi lainnya," ungkapnya
Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima laporan ada penumpang atau kru kapal yang mengalami sakit.
Bahkan, dari informasi yang pihaknya terima dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang bahwa KKP telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh penumpang dan kru kapal. Semuanya dinyatakan fit dan sehat semuanya.
Namun dengan tidak diizinkan berlabuh di Tanjung Emas Semarang, maka kapal tersebut belum diketahui akan berlabuh di ke pelabuhan mana selanjutnya.
Terlebih pada tanggal 9 Kapal tersebut harus bersandar di Bali untuk menurunkan penumpang sebanyak 500 turis yang akan melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat.
"Rutenya yaitu dari Darwin, Labuan Bajo, Semarang, Surabaya dan Bali. Namun dari Surabaya dan Semarang dilarang untuk berlabuh. Kami tidak tahu juga nantinya kebijakan dari Bali seperti apa," ujarnya.
Pihaknya pun sebenarnya telah merencanakan secara matang rencana perjalanan wisata dari para turis mancanegara tersebut.
Terlebih menurutnya sebanyak 400 turis tersebut akan berwisata di Semarang dan 300 wisatawan akan berlibur di Candi Borobudur. Namun karena dibatalkan, maka pihaknya terpaksa membatalkan semuanya.
"Bisa tidak bisa kami tetap terima terkait pembatalan ini. Kami juga berupaya membantu pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat," jelasnya.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan, Junaidi, mengatakan bahwa pihaknya enggan berkomentar terkait pembatalan berlabuh kapal pesiar Viking Sun itu. Menurutnya hal itu merupakan ranah Pemerintah Kota Semarang.
"Silakan ditanyakan kepada bapak wali kota saja," ujarnya sambil berlalu meninggalkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Saat dikonfirmasi,alasan Hendi menolak kapal pesiar tersebut berlabuh atas pertimbangan otoritas wilayah terkait kenyamanan dan keselamatan warga kota yang dipimpinnya, serta menimimalisir adanya penyebaran infeksi.
“Setelah kami berembug (diskusi) dengan teman-teman Forkompinda Kota Semarang dan saling memberi info dengan Kemenkes RI, kami putuskan untuk tidak bisa mengizinkan kapal tersebut bersandar di Kota Semarang,” tutur Hendi usai melakukan kunjungan di SMKN 6 Semarang.
“Kami tahu yang namanya virus corona cukup membuat sebagian pemikiran masyarakat agak tegang dan khawatir. Kami ingin menetralkan situasi itu termasuk dengan menolak bersandarnya kapal pesiar yang berencana merapat ke Semarang,” imbuhnya.
Sempat Bersandar
Meski sebelumnya tak diizinkan untuk bersandar, namun pada sore sekitar pukul 17.30, kapal tersebut kembali ke Pelabuhan Tajung Emas Semarang dan bersandar. Namun penumpangnya tidak boleh turun.
I Nyoman Sudirman ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa kapal pesiar berbendera Norwegia itu bersandar untuk keperluan logistik. Hal itu untuk digunakan selama menempuh perjalanan selanjutnya.
"Hanya mengangkat logistik, penumpang tidak turun. Semua tour juga telah dibatalkan," tandasnya.
Menurutnya, kapal tersebut akan kembali melanjutkan perjalanannya ke Bali, yang dijadwalkan tiba tanggal 8 Maret 2020.
Dari pantauan Tribun Jateng di pelabuhan Tanjung Emas Semarang, kapal pesiar berwarna putih dengan lambung berwarna biru itu saat bersandar beberapa forklift memasukkan barang ke dalam kapal tersebut.
Selain itu, beberapa petugas menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) lengkap juga masuk ke dalam kapal tersebut. Mobil ambulan pun juga disiagakan di dermaga pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Menurut Wali Kota Semarang, Hendi, pada dasarnya pihaknya menolak kapal pesiar tersebut bersandar ke pelabuhan Kota Semarang.
Namun, atas upaya negosiasi dengan pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Emas, akhirnya kapal pesiar itu diperbolehkan bersandar untuk mengisi logistik. Sementara untuk penumpang tetap tidak diperbolehkan untuk turun.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menuturkan, pihak medis melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pengecekan.
"Saya minta hasil pengecekan segera diserahkan kepada Wali Kota Semarang agar dirapatkan dan segera diambil keputusan," kata Ganjar di Kota Tegal dalam keterangan tertulis, Kamis (5/3).
Menurutnya, pengecekan terhadap penumpang kapal pesiar Viking Sun adalah protokol keamanan di Jawa Tengah. Pihaknya meminta semua hati-hati, tapi tidak boleh paranoid dan ketakutan.
"Kalau hasil pengecekan menyatakan semua wisatawan di kapal pesiar itu sehat, maka Pemkot Semarang, saya minta agar mereka di-guide dengan baik mau piknik kemana. Kalau mereka sehat, maka saya ingin agar pariwisata bisa tetap dikelola. Nggak usah takut," ujarnya. (dap/rez/eyf/mam)