Liputan Khusus
Kenapa Harga Gula Naik Rp 18 Ribu dan Sebagian Harga Sembako Naik? Ini Penelusuran Tribun Jateng
Kepanikan warga karena wabah virus corona di Jakarta yang berakibat terjadinya aksi panic buying beberapa tempat.
"Naik tidak masalah. Asal tidak terlalu tinggi karena kasihan konsumen. Penjualan kami para pedagang sembako pun juga akan turun," tutup dia.
Stok Kebutuhan Sembako Cukup
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Arif Sambodo, menjelaskan pihaknya mengakui jika saat ini gula pasir dan telur ayam sedang mengalami lonjakan harga.
Namun ia enggan menyebut bahwa kenaikan tersebut akibat dari masuknya virus corona ke Indonesia.
"Bukan. Itu hanya karena faktor biasa saja. Bisa karena menjelang ramadan. Termasuk telur ayam yang naik Rp 300 juga tidak karena faktor virus corona," jawabnya.
Fenomena panic buying yang pernah terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu, nyatanya tidak berdampak di Jawa Tengah.
Bahkan, Arif menegaskan stok kebutuhan pokok di Jawa Tengah cukup terjaga.
"Semua stok kebutuhan pokok masyarakat alhamdulillah tetap kondusif. Justru ada beberapa barang yang harganya turun. Seperti bawang putih, daging ayam, minyak goreng, dan cabai juga turun," katanya.
Menurutnya, kondisi masuknya virus corona di Indonesia tidak sama dengan yang ada di China.
Panic Buying yang sempat terjadi di Jakarta juga hanya bersifat sesaat, karena kepanikan masyarakat akan seperti di negeri tirai bambu.
"Apalagi untuk produk seperti masker, hand sanitizer, obat-obatan, dan vitamin sudah mulai diborong sejak Presiden Jokowi mengumumkan ada dua pasien suspect corona. Masyarakat takut efeknya akan seperti di China.
Tapi akhirnya itu tidak merembet ke daerah lain termasuk Jawa Tengah masih aman-aman saja," tutur dia.
Bila suatu hari nanti terjadi fenomena panic buying, Disperindag Jawa Tengah sudah mempunyai solusi untuk mengatasinya. Yakni, akan melakukan operasi pasar.
"Ya semoga tidak. Tapi bila terjadi tentu kami akan melakukan operasi pasar," pungkasnya. (tim)