Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pantura

Praktik Jual Beli Lapak di Tegal, Dedy Yon : Harus tak Ada Premanisme di Kota Tegal & Oknum Bermain

Delapan orang pedagang Taman Pancasila yang tergabung dalam Organisasi Pedagang Eks Taman Poci (Orpeta)

Fajar Bahruddin Achmad
Delapan orang pedagang Taman Pancasila yang tergabung dalam Organisasi Pedagang Eks Taman Poci (Orpeta), menemui Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, Minggu (8/3/2020) sore. Mereka memberikan surat pernyataan dan permohonan maaf atas aksi demonstrasi beberapa pekan lalu di Taman Pancasila. 

TRIBUNJATENG.COM,TEGAL -- Delapan orang pedagang Taman Pancasila yang tergabung dalam Organisasi Pedagang Eks Taman Poci (Orpeta), mendatangi Kantor Wali Kota Tegal di Balai Kota Tegal, Minggu (8/3/2020) sore.

Para pedagang tersebut memberikan surat pernyataan dan permohonan maaf atas aksi demonstrasi beberapa pekan lalu di Taman Pancasila.

Mereka juga menyampaikan adanya praktik jual beli lapak kepada Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.

Seorang pedagang, Muhamad Yusron (38) menceritakan, ia bergabung dengan Orpeta sejak 10 tahun yang lalu.

Tiap hari ditariki uang iuran Rp 1000 sampai Rp 2000 untuk kas.

Namun Yusron mengaku tidak tahu menahu penggunaan uang tersebut.

Mau Tahu Daftar Ponsel Pintar Terlaris di Dunia? Di Amerika, Eropa hingga Kawasan Asia Pasifik

Hasil Lengkap dan Klasemen Bundesliga: Bayern Muenchen Makin Menjauh dari Kejaran Dortmund

Hasil Real Betis vs Real Madrid, Hasil Lengkap & Klasemen Liga Spanyol, Madrid Gagal Jadi Pamuncak

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Pep Guardiola Kalah 7 Kali, Ancelotti Alami Kekalahan Langka

Selain itu, pedagang yang bosan pun bisa menjual lapaknya ke orang lain.

Yusron mengatakan, ia pernah membeli lapak untuk adiknya.

Ia membeli lapak dari pedagang dengan harga Rp 1,2 juta.

Kemudian setelah itu diminta membayar biaya administrasi ke pengurus sekira Rp 1 juta.

"Saya merasakan sendiri. Saya beli lapak dengan harga Rp 1,2 juta. Suruh bayar administrasi Rp 1 juta ke pengurus," kata Yusron warga Kelurahan Panggung Kota Tegal.

Pedagang lain Desi Nasa (40), mengaku terpaksa mengikuti aksi demonstrasi beberapa pekan lalu lantaran mendapat ancaman dari pengurus Orpeta.

Ancamannya bila menolak, maka tidak akan mendapat lapak atau tempat berjualan.

Desi mengatakan, para pedagang pun terancam dicoret dari kepengurusan Orpeta mana kala tidak mau berdemonstrasi.

"Ini saya minta perlindungan ke wali kota. Saya seperti ini saja dikeluarkan dari grup Whatsapp Orpeta.

Kalau berjumpa orang, mereka pada minggir- minggir," ungkapnya.

Terpisah, saat dihubungi melalui saluran telepon, Ketua Orpeta Edi Kurniawan, membantah dengan tuduhan delapan orang tersebut.

Ia pun mengaku belum tahu siapa saja delapan orang yang mendatangi kantor Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.

Edi mengatakan, langkah Orpeta jelas.

Menurutnya, aksi demontrasi menjadi langkah terakhir ketika komunikasi dengan birokrasi dan parlemen telah buntu.

Ia pun sudah tahu hasilnya, tempat relokasi saat ini berada di sebelah timur Rumah Makan Dewi.

Padahal sampai injury time pun Orpeta siap berdiskusi dan tidak menutup diri.

"Kami siap dipertemukan dengan delapan orang itu. Harapannya agar semua tidak mendengar dari sepihak saja. Saya bisa bantah dan buktikan apa yang mereka sangkakan," ujarnya.

Sementara, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, siap memberikan perlindungan kepada para pedagang.

Dedy Yon menegaskan, ke depan tidak boleh ada lagi praktik premanisme di Kota Tegal.

Menurutnya, nanti semua pedagang akan ada di bawah naungan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Tegal.

Tidak ada lagi kelompok paguyuban ataupun organisasi yang mengatasnamakan pedagang.

Dedy Yon mengatakan, nantinya para pedagang Taman Pancasila atau Eks Taman Poci akan direlokasi di lahan kosong sebelah timur Rumah Makan Dewi.

Namun itu sementara hanya sampai Desember 2020.

Kemudian Pemkot Tegal berencana membangun pujasera di lahan milik BUMD PT Citra Mandiri di sebelah timur Balai Kota Tegal.

Menurut Dedy Yon, nantinya para pedagang Taman Pancasila dan Alun- alun di tempatkan di pujasera itu.

"Saya harap nanti tidak ada lagi paguyuban atau oknum- oknum yang bermain.

Saya tegaskan, tidak ada premanisme di Kota Tegal. Bersih, dari pemerintahan pun tidak ada," jelasnya. (fba)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved