Human Interest Story
Kisah Musoffan Tukang Potong Rambut Sinar Madura Langganan Wali Kota , 40 Tahun Tetap Eksis
Musoffan (61) terlihat sibuk mencukur rambut seorang pelanggan yang datang ke kios Pangkas Rambut Sinar Madura miliknya, Senin (9/3) pagi lalu.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: Catur waskito Edy
"Yang penting bisa mencukupi keluarga itu saja. Dan berusaha menjaga pelanggan. Kuncinya tadi ramah, sopan. Saya juga belajar model rambut baru dari orang atau melihat buku-buku," jelasnya
Seorang pelanggan, Ambyah Siswanto (40), warga Kampung Nanggulan Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga menyatakan terbiasacukur rambut di Pangkas Rambut Sinar Madura sejak masih duduk di bangku SMA.
"Saya biasa cukur di sini sejak umur 18 tahun atau sekira tahun 1998. Waktu itu saya masih SMA," bebernya
Siswanto menilai selain pelayanan yang ramah, alasan untuk tidak pindah pada jasa potong rambut modern karena sudah terbiasa dan telanjur merasa nyaman.
Meski model potongan rambut milik Pak Tofan tergolong lawas, dirinya tidak mempermasalahkan hal itu. Karena yang terpenting bagi dia adalah kerapiannya tetap terjaga.
"Dahulu saya kecil tarifnya masih Rp 2 ribu. Kalau tidak salah juga alat kerik bulu halus memakai pisau, belum ada silet. Lalu, guntingnya juga model lama gunting sodok manual pakai tangan," kenangnya (ris)