Teror KKB Papua
TNI-Polri Diusulkan Hengkang dari Papua, Mahfud MD: Ditarik Sehari Saja Hancur
KKB Papua semakin beringas, namun ada usulan TNI-Polri segera hengkang dari Papua. Menkopolhukam Mahfud MD menolak mentah
TRIBUNJATENG.COM - Kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua semakin beringas, namun ada usulan yang meminta TNI-Polri segera hengkang dari Papua.
Usulan itu ditolak mentah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD.
Bahkan, Mahfud MD menyebut kalau sehari saja TNI-Polri ditarik maka akan terjadi kehancuran.
Terlebih lagi, KKB Papua semakin beringas melakukan aksi teror baru-baru ini.
Contohnya saja warga Tembagapura yang berbondong-bondong mengungsi lantaran takut dengan sepak terjang KKB Papua.
• Kisah Perjalanan Keris Naga Siluman Pangeran Diponegoro Sebelum Kembali ke Indonesia
• Alasan Teddy Gandeng 10 Pengacara Demi Urus Warisan Lina, Takut Salah Lagi
• Jelang Persib Bandung vs PSS Sleman, Ini Langkah Panpel Cegah Virus Corona di Stadion
• Warga Berebut Berkah dari Gabungan 51 Mata Air di Kirab Banyu Panguripan Masjid AlAqsha Menara Kudus
Teror KKB Papua juga menelan korban jiwa dari pihak aparat maupun masyarakat.
Sehingga wajar saja Mahfud MD menolak usulan TNI-Polri ditarik dari Papua.
Hal ini diungkapkan oleh Mahfud MD saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengamanan Perbatasan Negara di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
"Ada yang usul, TNI-Polri enggak usah ikut-ikut, biar enggak terkesan militeristik. Loh bagaimana sebuah negara melarang TNI-Polri masuk menjaga negaranya, enggak mungkin," ujar Mahfud, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'TNI-Polri Diusulkan Hengkang dari Papua, Mahfud: Enggak Mungkin!'.
Mahfud menegaskan, sejak kali pertama usulan tersebut berhembus, pihaknya mengklaim menjadi orang paling tidak setuju agar TNK-Polri ditarik dari Papua.
Menurut dia, TNI-Polri harus tetap bertahan di Papua.
"Tetap harus ada di situ, tinggal bagaimana berkoordinasinya," ujar dia.
Dia justru mempertanyakan bagaimana mungkin sebuah negara menarik personel TNI-Polri dari salah satu wilayah kedaulatannya sendiri.
"Bagaimana sebuah negara menarik TNI dan Polri dari situ? Hancur. Ditarik sehari saja sudah hancur. Ya harus hadir di situ," tegas dia.
"Tinggal bagaimana itu lebih manusiawi, lebih kependekatan kesejahteraan," kata dia.