Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Antisipasi Pasien Positif Corona di Jateng, Yulianto Prabowo: Kami akan Lakukan Tracking Contact

Dia menyebutkan, untuk orang yang pernah kontak dengan korban akan ditetapkan sebagai Orang Dalam Pengawasan (ODP)

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Mamdukh
Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo saat ditemui Rabu (29/1/2020) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menyampaikan langkah untuk mengantisipasi seandainya pasien yang meninggal di RSUD dr Moewardi Solo dinyatakan positif corona.

"Langkah yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah adalah dengan melakukan tracking contact," ungkapnya, Kamis (12/3/2020) malam.

Langkah tracking contact tersebut menurut Yulianto dalam istilah medis disebut Penyelidikan Epidemologi (PE).

"Itu akan kami tracking siapa saja yang pernah kontak, mulai kontak pertama, kedua, dan selanjutnya," tuturnya.

Dia menyebutkan, untuk orang yang pernah kontak dengan korban akan ditetapkan sebagai Orang Dalam Pengawasan (ODP).

"Semakin cepat hasil pemeriksaan ini kami dapat, semakin cepat kami akan melakukan PE," katanya.

Menurutnya, meski hasil lab belum keluar, untuk penyeledikan epidemologi sudah dilakukan.

"Namun, kami belum bisa melakukan tindakan apa-apa. Maka, hasil pemeriksaan ini akan kami tanyakan langsung ke pusat malam ini," tuturnya.

Mengenai keluarga, pihaknya akan melakukan pemantauan.

"Hal itu memang prosedur biasa yang kami lakukan untuk mencegah. Jadi, itu hal biasa untuk penyakit-penyakit menular.

Tentunya, diutamakan pada, misalnya, untuk demam berdarah itu juga kami lakukan penyelidikan epidemologi, hiv-aids, tbc, dan penyakit-penyakit menular lain kami lakukan," ungkapnya.

Gagal Nafas

Mengenai pasien yang meninggal di RSUD dr Moewardi Solo, dia menyampaikan apakah gagal nafas itu ada persamaan dengan corona?

"Menurut teori katanya, meninggalnya karena penyakit penyertanya. Misalkan, pneumonia kadang itu bukan karena hanya virus, tapi juga karena infeksi bakteri yang lain," tuturnya.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Moewardi, Harsini menyampaikan penyebab pneumonia penyebabanya adalah virus, bakteri, dan parasit.

"Nah, corona ini adalah masuk virusnya. Kebetulan, seperti dulu sars dan mers penyebabnya adalah virus corona. Cuma dari sars dan mers itu belum membahayakan.

Kalau saat ini corona kan penularannya sudah manusia ke manusia, ini yang bahaya. Jadi, kalau untuk sars dan mers itu dari hewan ke manusia," ungkapnya.

Dia mengungkapkan yang diserang pneumonia yakni pada parenkim paru.

"Jadi, penyebabnya ini cepat membuat paru kanan dan kiri kena keduanya. Akibatnya adalah gagal nafas. Jadi, akhir dari pneumonia berat adalah gagal nafas. Ya, kalau gagal nafas ya sudah," tuturnya. (kan)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved