Wabah Virus Corona
Satu Penumpang Kapal Pesiar MV Columbus Jadi PDP Corona di RSUP Kariadi Semarang
Seorang penumpang kapal pesiar MV Columbus menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di RSUP Kariadi setelah mengeluh sakit setiba turun dari kap
Penulis: Dhian Adi Putranto | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seorang penumpang kapal pesiar MV Columbus menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di RSUP Kariadi setelah mengeluh sakit setiba turun dari kapal tersebut.
MV Columbus bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat (15/3/2020).
Hal itu dibenarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan dalam konferensi pers mengenai perkembangan terkini virus Korona di Jawa tengah pada Minggu (15/3/2020).
Ganjar mengatakan bahwa pasien tersebut usianya sudah lanjut.
• BREAKING NEWS: Ganjar Umumkan Sekolah Seluruh Jateng Libur Dua Minggu
• Taati Arahan Ganjar, Bupati Kebumen: Seluruh Sekolah Diliburkan Mulai Hari Ini Cegah Corona
• 5 Berita Populer: Ganjar Umumkan Seluruh Sekolah Jateng Libur 2 Minggu hingga Sopir Grab Dibegal
• Begona Gomez Istri Perdana Menteri Spanyol Positif Corona, Sebelumnya 2 Menteri Terinfeksi
Namun pihaknya belum memasukkan dalan kategori Covid-19 karena belum ada hasil pemeriksaan.
"Usianya sudah sepuh, masuk dalam PDP," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penumpang berjenis kelamin wanita tersebut mengalami sakit komplikasi. Salah satunya sakit jantung.
"Sudah dilakukan tes hanya tinggal menunggu hasil," ujarnya.
Sementara itu Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Kariadi Semarang Agoes Oerip Poerwoko mengatakan bahwa penumpang tersebut berusia 73 tahun.
"Di RSUP Kariadi merawat 8 PDP, terdiri dari dua WNA dan enam WNI.
Dua WNA ini dari Inggris dan Perancis.
Penumpang MV Columbus bukan dari Perancis," ujarnya.
Menurutnya, penumpang tersebut belum sempat melakukan perjalanan wisata di Jawa Tengah.
Karena sakit langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Saat dilakukan pengecekan di pelabuhan baik semuanya, namun beberapa jam kemudian timbul sakit," katanya.
Wali Kota Sempat Tolak Kapal Bersandar
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, meminta agar tidak memaksakan kehadiran 24 kapal pesiar yang rencananya akan datang dan bersandar di Kota Semarang.
Hendi, sapaan akrabnya, mengaku sudah berkomunikasi terkait hal ini dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Mas dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait hal tersebut.
"Mohon dari jauh hari ini ditolak saja supaya mereka tidak merencanakan rute atau jadwal mereka bersandar atau berlabuh.
Itu sudah kami tegas katakan begitu," kata Hendi saat press conference antisipasi penyebaran virus corona, di Balai Kota Semarang, Minggu (15/3/2020) siang.
Kebijakan Pemerintah Kota Semarang terkait kedatangan kapal pesiar, menurut Hendi, sudah jelas.
Seperti Kapal Viking Sun yang datang beberapa waktu lalu, pihaknya bersepakat kapal Viking Sun tidak bersandar lantaran situasi gaduh dan masyarakst belum paham tentang corona.
"Rapat kedua tentang Kapal Albatros, kami sudah menyampaikan kepada Sekda Provinsi.
Kalau yakin dan percaya dengan profesionalismenya kantor pelabuhan, monggo.
Tapi, saya memberikan masukan kalau ada kegaduhan mohon tidak bersandar.
Albatros belum sampai, tiba-tiba Colombus.
Colombus sudah jelas Surabaya menolak, tapi ternyata kebijakan rapat menerima.
Kami ikuti meskipun kami sudah mengusulkan (tidak)," paparnya.
Dia meminta, terkait rencana kehadiran 24 kapal pesiar agar tidak memaksakan untuk bersandar.
Dalam kesempatan ini, Hendi menegaskan Pemkot Semarang membentuk gugus tugas mengantisipasi penyebaran virus corona (covid-19).
Gugus tugas ini akan terus memastikan masyarakat Kota Semarang mendapatkan pelayanan yang baik, cepat, dan nyaman terkait isu corona.
Gugus tugas ini akan bekerja mulai hari Minggu ini.
Sosialisasi kepada masyarakat terkait virus corona harus terus dilakukan.
Gugus tugas akan meminta kepada pemerintah kecamatan untuk melakukan pendataan warga yang punya histori perjalanan ke luar negeri atau wilayah yang pernah terjangkit virus corona.
"Salah satu tugas dari satuan gugus tugas adalah koordinasi dan melakukan history tracking.
Sifatnya rahasia supaya warga tidak panik.
Mereka kami pantau dan awasi supaya tidak ada indikasi penyebaran yang tidak terkontrol," paparnya saat press conference di Balai Kota Semarang, Minggu siang.
Dikatakan Hendi, sapaan akrabnya, Semarang belum sampai status luar biasa (SLB).
Pihaknya meminta masyarakat melaksanakan aktivitas seperti biasa.
"Hanya kata kuncinya meminimalkan mereka berinteraksi secara langsung.
Kami waspada tapi kami harap masyarakat tidak panik yang kemudian menutup semua aktivitas.
Kami ingin kota ini bisa berjalan seperi biasa dalam kondisi normal," kata Hendi.
Mengantisipasi penyebaran virus corona, Pemkot Semarang juga meminta siswa TK, SD, SMP untuk belajar di rumah mulai 16 hingga 29 Maret 2020.
Namun, guru dan tenaga kependidikan tetap masuk melakukan pembersihan sekolah.
"Bangku, meja, papan tulis, dan tempat yang sering dipegang anak-anak, dibersihkan memakai byclin dicampur air dengan perbandingan 1:9," katanya
Berikutnya, Pemkot juga meminta masyarakat yang bergerak di sektor pariwisata seperti mal, hotel atau tempat wisata agar menyiapkan handsanitizer dan menempatkan petugas untuk mengukur suhu tubuh pengunjung atau pelanggan.
Pemerintah Kota Semarang juga menyepakati penundaan atau pembatasan kegiatan yang sifatnya menghadirkan kerumunan.
Car Free Day sudah diberhentikan sementara.
Semarang Night Carnival yang seharusnya digelar pada 30 Maeet 2020 ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Untuk bidang transportasi, Pemkot Semarang meminta bus Trans Semarang agar dibersihkan sebelum dan sesudah beroperasi.
Kebijakan serupa juga berlaku bagi kendaraan umum milik pribadi atau swasta.
"Gantungan tangan, pegangan pintu, dan kursi harus selalu dibersihkan," sebutnya.
Pihak perbankan juga diminta menyediakan hand sanitizer di dalam ATM.
Begitu juga perkantoran yang menerapkan presensi karyawan menggunakan finger print diminta untuk menyediakan hand sanitizer.
Seluruh Kapal Dilarang Bersandar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah melarang berlabuhnya kapal-kapal pesiar asing di seluruh pelabuhan Jawa Tengah.
Pelarangan itu untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran virus Corona di Jawa tengah.
Langkah pelarangan berlabuh kapal pesiar diambil setelah meningkatnya jumlah kasus Positif Corona di Jawa tengah.
Saat ini empat orang di Jawa tengah dinyatakan telah terinfeksi virus Corona satu di antaranya telah meninggal dunia.
Empat orang tersebut dinyatakan positif korona di Surakarta, Magelang dan Semarang.
"Untuk sementara kapal pesiar asing tidak diizinkan bersandar di seluruh pelabuhan Jawa tengah.
Seluruh angkutan umum kami minta untuk menjaga kebersihan dan menerapkan tata cara yang ada ," tegas Ganjar, Minggu (15/3).
Akibat virus ini, pihaknya pun juga membatalkan event Pekan Olahraga Daerah (Porda) yang seharusnya dilaksanakan pada Senin (16/3).
Event olahraga lainnya juga mendapatkan penundaan sampai ada perkembangan terhadap penanganan virus Corona.
Tak hanya pada olahraga, pada sektor wisata pun pihaknya meminta pengelola tempat wisata perketat penjagaan dan pengawasan pengunjung tempat wisata dengan menyediakan alat pemindai suhu.
Pemprov Jateng menginstruksikan pengusaha travel untuk melakukan pengecekan suhu terhadap pengguna jasa travel dan menyediakan hand sanitizer dalam pelayanannya.
"Jika (penumpang) tidak mau mengikuti protokol pengecekan kesehatan maka tidak diizinkan untuk melanjutkan perjalanannya," lanjutnya.
Pemprov Jateng juga melarang perusahaan untuk memperkerjakan karyawannya dalan kondisi sakit seperti demam, batuk dan pilek.
Perusahaan yang mempunyai Tenaga Kerja Asing juga diminta tidak memberikan izin untuk berpergian keluar negeri dan membatasi kunjungan ke dalam perusahaan.
"Kami meminta masyarakat bersedia untuk memberikan informasi kesehatannya.
Jangan malu, kami juga akan membuat hotline untuk menyampaikan informasi tentang Korona," pungkasnya. (*)