Ngopi Pagi
FOKUS : Yang Terang dalam Diam di Tengah Wabah Corona
AJI mumpung, istilah ini layak disematkan kepada mereka yang tega memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk mempertebal dompet dan isi rekening
Penulis: abduh imanulhaq | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Abduh Imanulhaq
Wartawan Tribun Jateng
AJI mumpung, istilah ini layak disematkan kepada mereka yang tega memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk mempertebal dompet dan isi rekening. Sekelompok orang yang berburu laba besar dari kesulitan dan kepanikan sesamanya.
Orang-orang itulah yang menimbun masker atau cairan antiseptik di tengah wabah. Bahkan memborong habis alat-alat pelindung diri yang semestinya dipakai dokter dan tenaga medis di pusat-pusat kesehatan.
Dalam skala kecil dan besar, produk yang berbeda, tujuannya tiada lain menikmati margin harga yang tinggi dari perbedaan angka stok dan kebutuhan. Beragam kilah dan dalih dikemukakan, padahal kita tahu sejatinya kerakusan belaka.
Memenuhi hasrat primitif manusia terhadap uang dan kekayaan. Fenomena yang sama yang membuat Qarun tenggelam ditelan bumi.
Beruntung, di tengah bencana kemanusiaan itu masih ada para suri teladan. Menjadi terang bagi sesama dengan menunjukkan kesalehan sosial.
Mereka bukan siapa-siapa. Beberapa di antaranya memang populer di tingkat lokal atau nasional.
Namun, dalam menghadapi wabah luar biasa ini mereka tidak menjadi siapa-siapa. Persis seperti kita orang-orang biasa, cuma angka dan titik dalam statistik.
Mereka yang mengekspresikan kepedulian dan memperlihatkan semangat berbagi kepada sesama. Terutama bagi dokter dan tenaga medis atau karyawan rumah sakit yang tengah berjuang melawan corona.
Ada yang menggalang makanan dan minuman bernutrisi. Tak ketinggalan mengumpulkan suplemen dan asupan kesehatan lain,
Ada pula yang menghimpun donasi untuk membelikan masker dan cairan antiseptik. Tak sedikit yang menyumbangkan harta benda demi membelikan alat pelindung diri.
Di beberapa daerah, sejumlah penjahit bersedia banting setir membuat pakaian hazmat bagi petugas kesehatan. Ada pengusaha atau desainer yang mengubah tempat usaha menjadi tempat produksi alat pelindung diri.
Ekspresi kepedulian dan semangat berbagi itu semakin menggugah perhatian karena kontras dengan perilaku yang cenderung mementingkan diri sendiri di kalangan masyarakat dan pejabat. Realita yang dihadapi negara kita memang sudah nahas bahkan sebelum virus corona datang.
Terlihat pada praktik korupsi yang menggambarkan perilaku tidak suka memberi, tetapi suka mengambil. Terutama yang bukan haknya.