Wabah Virus Corona
Warga Khawatir Corona Menyebar, Jenazah Akhirnya Digotong Keluarga Lewat Pematang Sawah
Pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diwarnai kisah haru.
Warga Khawatir Corona Menyebar, Jenazah Akhirnya Digotong Keluarga Lewat Pematang Sawah
TRIBUNJATENG.COM, BANDUNG - Kisah penolakan jenazah korban corona kembali terjadi.
Pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diwarnai kisah haru.
Peti berisi jenazah perempuan berusia 62 tahun dilarang melintasi pemukiman warga sehingga harus menggunakan jalur alternatif.
• Mahfud MD Bantah Yasonna Laoly Soal Pembebasan Napi Koruptor Hingga Berseteru dengan Najwa Shihab
• Yasonna Laoly Tuding Najwa Shihab Lakukan Provokasi, Ini Jawaban Menohok Putri Quraish Shihab
• Ketahuan Tidak Mengkarantina Diri, Satgas Covid-19 Banyumas Jemput Paksa 4 ODP Virus Corona
• Viral Ojol 59 Tahun Antar Penumpang Purwokerto-Solo Sejauh 230 Km, Tertipu hanya Ditinggali Sandal
Jalur setapak melintasi area persawahan untuk dibawa area pemakaman.
Berikut fakta-faktanya :
1. Dirawat di ruang isolasi RSCK Padalarang.
Pasien meninggal saat mendapat perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK) Padalarang.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Nanang Ismantoro mengatakan, pasien berstatus PDP yang meninggal tersebut sebelumnya, mengidap sejumlah penyakit lain.
Bahkan dari hasil treking, pasien itu mulai merasakan sakit setelah pulang umrah beberapa waktu lalu.
Sebelumnya sempat di rawat di Rumah Sakit Kharisma Cimareme lalu dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang.
"Tak lama, pasien mengalami demam. Karena ada gejala COVID-19, pasien kemudian dirawat di ruang isolasi RSCK Padalarang," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (5/4/2020).
2. Pemeriksaan Rapid Test yang Bersangkutan ke Arah COVID-19
Menurut Nanang, pasien sempat melakukan tes menggunakan rapid test dan hasilnya menunjukkan ke arah COVID-19.
Kemudian, untuk meyakinkan, tim medis melakukan tes swab. "Saat ini, kami masih menunggu hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dari Hasan Sadikin karena hasilnya belum keluar," katanya.
3. Warga khawatir virus menyebar ke pemukiman
Kepala Desa Gelanggang, Muhamad Hidayat membenarkan adanya penolakan pemakaman.
Warga itu karena mereka khawatir virus tersebut bisa menyebar ke permukiman warga setempat.
"Betul sempat ada penolakan dari warga karena gak mau kalau jenazah diantar ke makam melintas permukiman. Padahal status pasien belum tentu positif," katanya.
4. Gunakan jalur alternatif ke pemakaman
Pihaknya menuruti keinginan warga untuk tidak melintas permukiman itu, hingga petugas memilih jalur alternatif untuk mengantarkan jenazah ke TPU.
Jenazah kemudian di salati di areal persawahan dekat makam.
"Akhirnya kita pilih jalan lewat sawah. Ibu itu dimakamkan oleh anaknya. Sementara petugas medis hanya mengantar sampai jalan raya," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Keluarga Gotong Jenazah Lewat Jalur Setapak Lalu Disalati di Sawah
• Pelarian Bahrul Maling Motor Berakhir di Tangan Anggota TNI saat Kegiatan Semprot Disinfektan
• Pogba Akan Ditumbalkan MU untuk Dapatkan Pemain Harapan Solskjaer
• Kisah Unik Gus Dur Dimarahi Istri Kepala Protokol Gara-gara Telepon Jam 4 Pagi : Ma, Itu Presiden!
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Temuan Mayat Wanita Berdaster Tanpa Identitas Mengapung di Sungai