Virus Corona Jateng
Dampak Corona, 300 Buruh di Kabupaten Semarang Kena PHK, 17 Ribu Dirumahkan, Ini Rincian Pesangonnya
Ada sebanyak 300 buruh di Kabupaten Semarang yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Penulis: akbar hari mukti | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Ada sebanyak 300 buruh di Kabupaten Semarang yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Selain 300 buruh mengalami PHK, 17 ribu pekerja dirumahkan perusahaan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Semarang, Djarot Supriyoto, mengatakan, PHK tersebut disebabkan beberapa perusahaan tak mampu membayar upah buruh.
• Bukan Demam, Ilmuwan Inggris Ungkap Tanda Awal Paling Mungkin Seseorang Terinfeksi Virus Corona
• Pengakuan Penggali Kubur Jenazah Pasien Virus Corona: Ketika Ambulans Tiba, Jantung Berdegub Cepat
• Kepergok Satpam Berbuat Mesum di Semarang, Choirul Kabur, Terhenti Setelah Mobilnya Tabrak Motor
• Ini Penjelasan Kadinkes Kendal Tanggapi Netizen Soal Pasien Positif Corona
"Data tersebut masih sementara.
Keputusan perusahaan melakukan PHK serta merumahkan buruh sesuai kesepakatan bersama antara buruh serta perusahaan, bersama perwakilan kami," ungkapnya, Selasa (7/4/2020).
Sedangkan terkait pekerja yang dirumahkan, menurut Djarot, bukan serta merta tidak bekerja.
Namun diliburkan sementara.
"Ada yang diliburkan sementara, ada juga yang separuh bekerja separuh di rumah," ungkapnya.
Ia menjelaskan, hal tersebut disebabkan oleh pandemi corona yang hingga saat ini masih mewabah.
Adanya wabah corona disebut Djarot mempengaruhi aktivitas penjualan perusahaan-perusahaan di Kabupaten Semarang.
"Karena kami melihat bahwa pabrik-pabrik mengaku bahan baku sudah tidak ada. Juga dari sisi penjualan menjadi terkendala akibat corona ini," tegasnya.
Ia pun menjelaskan teknis PHK tersebut ialah buruh yang terkena PHK selanjutnya mendapatkan tiga kali upah.
Sedangkan, buruh-buruh yang dirumahkan, mendapat upah bulanan, tanpa memperoleh upah produksi.
"Namun untuk teknisnya masing-masing perusahaan ada kebijakan masing-masing," paparnya.
Hasil Swab 10 Nakes Puskesmas Ngargoyoso Negatif, Layanan Rawat Inap dan Bersalin Dibuka Hari Ini |
![]() |
---|
Masih Jadi Misteri, Penyebab Awal Klaster Ponpes di Banyumas Masih Diselidiki |
![]() |
---|
Klaster Santri di Banyumas, Tambah 136, Santri Ponpes yang Positif Covid-19 Menjadi 328 |
![]() |
---|
Tangani Klaster Pondok Pesantren, Ganjar Sebut Dibutuhkan Kerja Sama Ponpes dengan Pemerintah |
![]() |
---|
Kepala SD Mangkukusuman 5 Kota Tegal Meninggal Terkonfirmasi Covid-19, Riwayat dari Purwokerto |
![]() |
---|