Virus Corona Jateng
7 Perusahaan di Kendal Rumahkan 429 Karyawan, 20 Orang di-PHK
Wabah virus corona berbuntut pada susahnya penyediaan bahan baku pabrik yang impor dari luar negeri.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Wabah virus corona berbuntut pada susahnya penyediaan bahan baku pabrik yang impor dari luar negeri.
Beberapa perusahaan harus meliburkan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) tenaga kerjanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kendal, Syukron Samsul Hadi mengatakan, pihaknya mencatat 429 karyawan pabrik dirumahkan serta 20 orang di-PHK.
• Ini Biodata Musisi Glenn Fredly Meninggal Dunia Hari Ini
• BREAKING NEWS: Glenn Fredly Meninggal Dunia dalam Usia 44 Tahun
• UPDATE Pasien Positif Corona Bertambah 1 di Pati
• UPDATE: 10 Pasien Positif Corona di Kota Semarang Sembuh
Kata Syukron, jumlah tersebut merupakan karyawan dari 7 perusahaan di Kendal yang sudah melapor ke pihak Disnaker baik tertulis maupun komunikasi lisan.
"Perkembangan saat ini sudah ada beberala perusahaan yang meliburkan sementara.
Hal itu untuk mengurangi shift kerja maupun biaya produksi yang dikeluarkan," terangnya, Rabu (8/4/2020).
Menurutnya, sudah ada surat edaran dari Disnaker yang mengimbau kepada pihak perusahaan agar membicarakan dengan bijak tentang regulasi upah selama dirumahkan maupun pesangon yang bisa diberikan.
Ditambahkan, Kasie Persyaratan Kerja dan Kesejahteraan Tenaga Kerja Disnaker Kendal, Kusumartini, menjelaskan dari 7 perusahaan yang melapor kepada dinas, 2 di antaranya menghentikan produksi sementara.
Hal itu disebabkan oleh tidak adanya pasokan bahan baku produksi yang biasanya impor dari negara lain.
Sebagian perusahaan lain merumahkan beberapa karyawannya untuk beberapa waktu ke depan.
"Bahan baku impor otomatis di-stop.
Ada perusahaan yang hanya mengurangi karyawan berapa persen saja namun tetap produksi, biasanya menggunakan tenaga karyawan yang sudah lama kerja atau sistim pocokan.
Susahnya kalau bahan baku impor dan hasil produk ekspor, akan sulit dalam waktu-waktu ini," ujarnya.
Sebagai langkah antisipatif, pihak Disnaker sudah mengimbau kepada perusahaan yang masih beroperasi agar memperhatikan jarak karyawan masing-masing.
Seperti membatasi karyawan dalam satu mesin produksi maupun dalam ruang produksi.