Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

VIRUS CORONA: Ratusan Perusahaan Tak Mampu Bayar Upah, Ribuan Pekerja Terancam Kehilangan Pekerjaan

Wabah virus corona (covid-19) mengakibatkan ribuan pekerja di Kota Semarang kehilangan pekerjaan. Sejumlah perusahaan memutuskan merumahkan mereka

Tribunnews
PHK 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Wabah virus corona (covid-19) mengakibatkan ribuan pekerja di Kota Semarang kehilangan pekerjaan. Sejumlah perusahaan memutuskan merumahkan mereka atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kepala Disnaker Kota Semarang, Sutrisno, menyampaikan, ada 41 perusahaan yang telah melaporkan kepada Disnaker bahwa perusahaannya telah melakukan PHK maupun merumahkan para pekerja akibat pandemi covid-19.

Dia merinci, ada 1.835 pekerja kena PHK dan 2.448 pekerja dirumahkan oleh 41 perusahaan di Kota Semarang.
Adapun, jumlah warga Kota Semarang sendiri sebanyak 962 orang yang ter-PHK dan 1.289 orang yang di rumahhkan. Sisanya, merupakan warga luar Kota Semarang.

"Selain laporan dari perusahaan, ada tujuh pekerja yang ter-PHK melaporkan secara mandiri kepada kami," sebut Sutrisno, Selasa (7/4).

Menurutnya, data itu masih bisa berubah mengikuti jumlah pelapor baik dari perusahaan maupun individu.Tak hanya di Kota Semarang, di Kabupaten Semarang, juga ada sebanyak 300 buruh mengalami putus hubungan kerja (PHK) dan 17 ribu pekerja dirumahkan perusahaan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Semarang, Djarot Supriyoto, mengatakan,PHKtersebut disebabkan beberapa perusahaan tak mampu membayar upah buruh.

"Data tersebut masih sementara. Keputusan perusahaan melakukanPHKserta merumahkan buruh sesuai kesepakatan bersama antara buruh serta perusahaan, bersama perwakilan kami," ungkapnya, Selasa (7/4).

Sedangkan terkait pekerja yang dirumahkan, menurut Djarot, bukan serta merta tidak bekerja. Namun diliburkan sementara.
"Ada yang diliburkan sementara, ada juga yang separuh bekerja separuh di rumah," ungkapnya.

Ia menjelaskan, hal tersebut disebabkan oleh corona yang hingga saat ini masih mewabah.

Adanya wabah corona disebut Djarot mempengaruhi aktivitas penjualan perusahaan-perusahaan di Kabupaten Semarang.

"Karena kami melihat bahwa pabrik-pabrik mengaku bahan baku sudah tidak ada. Juga dari sisi penjualan menjadi terkendala akibat corona ini," tegasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispernaker) Kota Salatiga, Budi Prasetiyono, mengatakan, pandemi virus Corona telah menyebabkan dunia usaha kolaps.

"Bahkan ada puluhan pekerja yang dirumahkan tanpa diberi upah (unpaid leave). Itu terjadi karena perusahaan tempat mereka bekerja tidak memiliki kemampuan membayar selama dirumahkan," terangnya, Selasa (7/4)

Menurut Budi, dari sejumlah manajemen perusahaan yang melakukanPHKdan merumahkan para pekerja, sebanyak 45 orang di antaranya tidak dibayar (unpaid leave).

Dispernaker Kota Salatiga terus memantau perkembangan industrial dan melakukan update data pekerja yang dirumahkan maupun diPHK.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved