Wabah Virus Corona
Tata Cara Muslim Amerika Mengurus Jenazah Corona, Tayammum hingga Pemakaman Massal
Ulama dan imam terkemuka di Amerika mengeluarkan panduan baru terkait pengurusan dan pemakaman jenazah corona atau Covid-19 yang beragama Islam.
"Kami mengganti prosedur memandikan jenazah dengan air (ghusl) menjadi penyucian jenazah dengan tayammum," jelas Nasir Saleh, salah satu petugas Layanan Jenazah al-Firdaus, sebuah layanan pemakaman muslim di Lorton, Virginia, AS.
Namun, Saleh menjelaskan, proses tayammum dilakukan tidak langsung di tubuh korban.
"Kami menggunakan kantung jenazah untuk menutup tubuh korban dan melakukan proses tayammum di atasnya," ujar Saleh seperti dilansir dari Middle East Eye.
Dewan Fikih Amerika Utara (FCNA) juga mengeluarkan fatwa terkait pengurusan detil pemandian dan penyucian jenazah muslim yang terinfeksi Covid-19.
Dari fatwa tersebut, umat Islam di AS diminta untuk mengikuti prosedur pemerintah AS yang berlaku.
Kemungkinan pemandian jenazah Covid-19 dengan air sebenarnya masih bisa dilakukan asalkan petugasnya mengikuti saran CDC dan mengikuti prosedur yang ada.
Hal itu ditegaskan oleh Dr. Zulfiqar Ali Shah, Direktur Eksekutif FCNA di Amerika Utara dalam arahannya yang termaktub di fatwa FCNA.
"Penguburan massal diizinkan. Saat ini, pihak CDC juga mengizinkan pemandian jenazah (ghusal) asalkan sesuai dengan standar pencegahan. Tayammum dapat dilakukan di atas tubuh mayat yang tidak dapat disentuh. Seseorang juga dapat dikuburkan tanpa ghusl dan kain kafan, jika memang kondisi memerlukan demikian."
Pernyataan tertulis itu dibenarkan juga oleh Yasir Qadhi, Dekan Bagian Akademik di Institut al-Maghrib, Texas, AS yang juga bagian dari Dewan Fikih Amerika Utara.
"Jika memandikan jenazah dengan teknik ghusl tidak bisa dilakukan karena membahayakan, tayammum bisa jadi alternatif," ujar Qadhi yang juga menjelaskan cara melakukan tayammum pada jenazah Covid-19.
"Usapkan (debu) pada wajah dan tangan jenazah yang telah dibungkus."
Prosesi pemakaman mematuhi social distancing
Peraturan pemerintah AS juga memberlakukan social distancing. Di antaranya tidak memperkenankan pertemuan lebih dari 10 orang.
Hal itu membuat muslim Amerika mengurangi kehadiran pada prosesi pemakaman.
Nassimi juga mengabarkan kalau staf pemakaman di Virginia telah membatasi orang yang hadir di pemakaman.
"Staf pemakaman tidak mengizinkan lebih dari 4 orang yang hadir saat menyaksikan pemakaman jenazah," ujar Nassimi.