Wabah Virus Corona
Ini Penyebab Kasus Corona di New York Amerika Serikat Paling Banyak di Dunia
New York memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia, dan sekitar separuh korban meninggal di Amerika Serikat ( AS) akibat virus corona
Ini Penyebab Kasus Corona di New York Amerika Serikat Paling Banyak di Dunia
TRIBUNJATENG.COM, NEW YORK CITY - New York memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia, dan sekitar separuh korban meninggal di Amerika Serikat ( AS) akibat virus corona ada di sana.
Mengapa itu bisa terjadi, dan apa yang bisa diupayakan pemerintah untuk mengatasinya?
Berikut adalah penjelasannya yang dilansir dari pemberitaan AFP.
• Kehabisan Peti Mati, Jenazah Dokter PDP Corona Datang Tanpa Peti, Penggali Kubur Kebingungan
• Sambil Menahan Tangis, Penampar Perawat di Semarang : Saya Menyesal dan Minta Maaf
• Kuras Tabungan, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Sanggup Bayar 55 Karyawan Hanya Sampai Desember 2020
• Santo Purnama Klaim Temukan Alat Rapid Test Mandiri Seharga Rp 160 Ribu, Lihat Hasil Cuma 10 Menit
1. Apakah New York lebih rentan?
Pada Jumat (10/4/2020) negara bagian New York memiliki hampir 160.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.
Jumlah ini melebihi negara-negara Eropa dengan dampak terparah seperti Italia dan Spanyol.
Gubernur New York Andrew Cuomo berulang kali telah mengatakan, bahwa kepadatan dan jumlah pengunjung asing menjadikan New York City tempat penyebaran ideal untuk penyakit menular.
Ibu kota keuangan AS tersebut berpopulasi 8,6 juta jiwa. Ada 10.000 orang per kilometer persegi, menjadikannya kota terpadat di Negeri "Uncle Sam".
Jutaan penumpang kereta komuter berdesakan di kereta bawah tanah setiap hari, bahkan menjaga jarak di trotoar pun terkadang sulit karena saking sesaknya.
New York City (NYC) memiliki lebih dari 60 juta wisatawan per tahun, dan merupakan titik masuk ke AS bagi banyak pelancong. Itu berarti, siapa pun yang membawa virus corona kemungkinan akan menulari orang lain lebih dulu di sana.
Ahli genetika AS memperkirakan bahwa virus corona mulai menyebar di NYC dari Eropa pada Februari, sebelum kasus pertama dikonfirmasi di New York pada 1 Maret.
Kota berjuluk "Big Apple" ini juga memiliki ketimpangan sosial ekonomi yang masif.
Daerah-daerah yang super padat dan miskin seperti di Bronx dan Queens, mencatatkan tingkat infeksi tertinggi.
Bronx dan Queens juga merupakan tempat tinggal banyak penderita masalah kesehatan yang kesulitan mendapat perawatan medis.