Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Heboh! Dikira Meninggal Biasa Usai Dikubur dan Ditahlilkan 7 Hari, Ternyata Jenazah Positif Corona

Warga Malang Nengah heboh setelah warganya yang dikuburkan secara biasa ternyata hasilnya keluar postif corona, padahal juga gelar tahlilan di rumahny

Istimewa
Ilustrasi pemakaman 

Heboh! Dikira Meninggal Biasa Usai Dikubur dan Ditahlilkan 7 Hari, Ternyata Jenazah Positif Corona

TRIBUNJATENG.COM - Warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat heboh setelah seorang warganya dinyatakan positif corona.

Padahal sebelumnya dikira meninggal karena sakit jantung sehingga dimandikan dan ditahlilkan sepertia biasa umumnya orang meninggal.

Hal ini lantaran mereka baru saja mengetahui bahwa tetangganya meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona.

Kekhawatiran juga melanda para warga lantaran awalnya tetangga mereka diduga meninggal karena sakit jantung.

Namun setelah dilakukan sederet tes, ternyata pria yang meninggal tersebut positif Covid-19.

Bahkan pemakaman jenazah juga dilakukan sendiri oleh warga.

Pemakaman juga tak menggunakan prosedur pemulasaran jenazah pasien virus corona.

Ketika almarhum meninggal dunia, hasil swab tenggorokan belum keluar.

Oleh karena itu, para warga tak menyangka jika tetangganya ini positif Covid-19.

Tak hanya itu, para warga bahkan sempat menggelar tahlilan di kediaman almarhum.

Tahukah Anda, 4 Mantan Artis Cilik Ini Beralih Jadi Dokter, Inilah Kabarnya Saat Ini

Kabupaten Pekalongan Akan Diguyur Hujan Lokal dari Siang Hingga Malam Hari, Selasa, 14 April 2020

MENGHARUKAN! Sembuh dari Corona, Pria Ini Disambut Spanduk Bertuliskan Pejuang Kemanusiaan

VIRAL! Pesepakbola Jepang Keturunan Indonesia, Riki-Riku Matsuda Rindu Tanah Air di Pulau Jawa

Berikut deretan faktanya.

Sempat diduga sakit jantung

Warga menduga pria berprofesi pengemudi ojek itu meninggal karena penyakit jantung.

Pria 48 tahun tersebut memang diketahui sering berobat ke dokter karena penyakit jantung yang dia derita.

Warga tak menaruh curiga karena pihak terkait saat itu belum memberikan informasi.

Proses pemulasaraan jenazah pada Jumat (3/4/2020) pun akhirnya tidak dilakukan sesuai prosedur pasien corona.

Tahlilan diikuti 25 warga

Setelah proses pemakaman selesai, warga menggelar tahlilan mendoakan almarhum selama tujuh hari.

Ada sekitar 25 orang, termasuk perangkat desa yang mengikuti tahlilan tersebut.

Warga pun waswas ketika belakangan mengetahui kabar bahwa almarhum ternyata positif Covid-19.

"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif.

Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Peserta tahlilan berpotensi ODP

Heri mengatakan hasil swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/4/2020).

Hasil swab menunjukkan almarhum ternyata sudah terjangkit virus corona.

Atas kejadian tersebut seluruh peserta tahlilan berpotensi menjadi Orang dalam Pemantauan (ODP).

"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman. Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya.

Adapun almarhum merupakan pengemudi ojek online.

"Mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya.

Dinas Kesehatan akan segera melakukan tes swab kepada anggota keluarga almarhum.

Jika hasilnya positif, maka status warga lainnya bakal naik menjadi ODP.

"Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung. Jadi mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya," ujar dia.

Petugas Dinkes dinilai lambat

Terkait kejadian itu, warga menilai petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) lambat dalam memberikan informasi.

Apabila kejadian tersebut diinformasikan sejak awal, maka warga akan mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan.

Warga pun mengaku kecewa dengan cara penanggulangan virus yang dilakukan dinas.

"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal.

Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini.

Masyarakat jadi parno, takut," katanya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dikira Meninggal Sakit Jantung, Ternyata Positif Corona, Padahal Jenazah Dimandikan dan Warga Kampung Tahlilan 7 Hari

Teddy Gelar Tahlilan 100 Hari Meninggalnya Lina Ibunda Rizky Febian di Tengah Wabah Virus Corona

Ramalan Zodiak Hari ini, Selasa 14 April 2020: Taurus Ada Hambatan, Cancer Kacau Komunikasi

Jadwal Acara TV Hari Ini : Ada Ghost Rider di Trans TV, Percy Jackson dan Olympians di GTV

Alasan Dikbud Provinsi Jateng Perpanjang Belajar Daring sampai 30 April 2020

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved