Virus Corona Jateng
Perawat Asal Cilacap Ini Curhat Soal Perlakuaan pada Profesinya, Semangat Dapat Dukungan Ari Lasso
Perawat yang bertugas RSUD Cilacap itu tidak hanya harus siap berada di garda terdepan menangani pasien corona, tetapi juga kadang menerima cibiran
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Selama menjadi perawat, kata Tedy Kaharnanto (40), pandemi corona membuat pekerjaannya sangat berat.
Tedy tidak sendirian merasakan hal itu. Semua tenaga kesehatan juga merasakan apa yang dirasakan Tedy.
Perawat yang bertugas RSUD Cilacap itu tidak hanya harus siap berada di garda terdepan menangani pasien corona, tetapi juga kadang menerima cibiran masyarakat yang tidak enak didengarkan
Tedy merasa heran mengapa di kala situasi genting menghadapi pandemi corona, masih ada segelintir orang yang meremehkan bahaya virus itu
dan lebih miris lagi memberi stigma buruk kepada tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien yang terjangkit corona.
Kepada Tribunbanyumas.com, Tedy memberi tahu hasil tangkapan layar di media sosial yang berisi status yang berkomentar negatif tentang perawat.
• Kabar Terbaru! Pemungutan Suara Pilkada Serentak Bakal Digelar 9 Desember 2020
• Jadwal Acara TV Hari Ini, Ada Tribute To Glenn Fredly hingga Bioskop Trans TV Film The Tuxedo
• Karni Ilyas Ingatkan Dampak PSBB dan Kartu Prakerja Jokowi Bukan Hanya Tukang Ojek tapi Banyak
• Rabu, 15 April Waspada Hujan Ringan Lokal di Sebagian Wilayah Tegal Siang Hingga Malam Hari
Misalnya, akun facebook bernama Nola Bundanya Asraf. Si pemilik akun itu berkomentar begini: "Semoga makin banyak dokter dan perawat yang jadi korban korona, dan semakin banyak orang yang menolak dimakamkan di bumi Allah."
Menurut Tedy, itu hanya contoh kecil. Masih ada banyak lagi, dan ada yang lebih kasar lagi bahasanya.
"Miris sekali. Di saat kita butuh dukungan yang tulus malah masyarakat punya stigma yg tidak kita harapkan," kata Tedy kepada Tribunbanyumas.com, Selasa, (14/4/2020).
Lebih miris lagi, kata Tedy melanjutkan, stigma buruk itu tidak cuma diberikan saat perawat dan dokter bekerja, tetapi juga saat ketika sudah meninggal.
Jenazah perawat ditolak warga seperti yang terjadi di Semarang.
"Rekan-rekan paramedis juga dibuat down. Padahal kita gak minta apa-apa," ucap Tedy menambahkan.
Kendati masih mendapat komentar-komentar negatif dari masyarakat khusunya dari warganet,
Tedy masih menemui teman-temannya yang memberi dukungan kepadanya.
tribunjateng.com
Tedy Kaharnanto
RSUD Cilacap
Pandemi Corona
Nola Bundanya Asraf
Ari Lasso
Darwis Triadi
virus corona jateng
Hasil Swab 10 Nakes Puskesmas Ngargoyoso Negatif, Layanan Rawat Inap dan Bersalin Dibuka Hari Ini |
![]() |
---|
Masih Jadi Misteri, Penyebab Awal Klaster Ponpes di Banyumas Masih Diselidiki |
![]() |
---|
Klaster Santri di Banyumas, Tambah 136, Santri Ponpes yang Positif Covid-19 Menjadi 328 |
![]() |
---|
Tangani Klaster Pondok Pesantren, Ganjar Sebut Dibutuhkan Kerja Sama Ponpes dengan Pemerintah |
![]() |
---|
Kepala SD Mangkukusuman 5 Kota Tegal Meninggal Terkonfirmasi Covid-19, Riwayat dari Purwokerto |
![]() |
---|