Virus Corona Jateng
UPDATE Virus Corona Jateng: Kabar Karantina Warga 1 RW hingga 7 Tenaga Medis Diinapkan di Rumdin
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan mengarantina 310 orang dalam satu rukun warga (RW) di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan
TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan mengarantina 310 orang dalam satu rukun warga (RW) di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, selama 14 hari. Karantina RW ini dilakukan setelah satu di antara warga positif Covid-19.
Camat Geyer Aries Ponco Wibowo menyampaikan, karantina mandiri harus dilakukan 129 keluarga dalam RW tersebut. Mereka adalah warga yang berdomisili paling dekat dengan rumah pasien Covid-19.
"Ratusan orang yang menjalani isolasi mandiri ini merupakan warga satu RW. Langkah ini juga atas kesadaran masyarakat, demi memutus rantai penyebaran Covid-19," terang Aries saat dihubungi melalui ponsel, Senin (13/4).
Menurut Aries, serangkaian persiapan telah dilakukan sebelum ratusan warganya itu menjalani isolasi mandiri.
Di antaranya, penyemprotan disinfektan dan pembagian paket sembako untuk kebutuhan logistik warga selama menjalani isolasi mandiri.
• KABAR GEMBIRA: PNS Eselon III Ke Bawah Tetap Terima Tunjangan Hari Raya
• Update Corona 15 April di 34 Provinsi: DKI Jakarta Terbanyak, Jateng Kelima, Jabar Kedua
• Geram Saat Keluar Penjara Istrinya Dihamili Orang, Buru Pria Selingkuhan Sang Istri Lalu Dibunuh
• Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadan 2020/1441 H Wilayah Kota Semarang Selama 30 Hari
Paket sembako ini berasal dari bantuan Pemkab Grobogan berupa 20 kilogram beras, 20 bungkus mi instan, satu liter minyak goreng, dan 1,5 kilogram telur. "Bantuan sembako sudah disalurkan hari Minggu kemarin. Diharapkan, warga merasa tenang dan tidak keluar rumah untuk membeli bahan pangan," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan dr Slamet Widodo mengatakan, pelaksanaan isolasi mandiri ini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Apalagi, pasien positif Covid-19 tersebut sempat dipulangkan sebelum hasil swab keluar.
"Sebelum pelaksanaan itu, sudah ada sosialisasi terlebih dahulu mengenai teknisnya," jelas Slamet.
Sementara itu, sambung Slamet, 76 pekerja RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, Grobogan, yang kontak dengan pasien positif Covid-19 asal Kecamatan Geyer masih secara bertahap menjalani rapid test. Sebelumnya, seorang warga di Kecamatan Geyer dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
"Hasil swabnya baru keluar dan dinyatakan positif Covid-19," kata Slamet saat dihubungi, Jumat (10/4).
Slamet selaku Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Grobogan menyampaikan, sebelumnya, perempuan itu berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, Grobogan. Pasien ini menjalani perawatan medis secara intensif sejak Selasa (24/3).
Pada Kamis (2/4), pasien diperbolehkan pulang dengan edukasi menjalani isolasi mandiri. Pasien ini kemudian kembali ke RSUD dr Soedjati Soemodiardjo untuk menjalani kontrol pada Selasa (7/4).
"Secara klinis, sudah tidak ada keluhan. Karena hasil swab positif, hari ini kami jemput untuk diisolasi dan jalani swab kembali di RSUD dr Soedjati Soemodiardjo. Tentunya, yang kontak dengan dia akan menjalani rapid tes," kata Slamet.
Menurut Slamet, pasien ini adalah TKW dari Hongkong dan pulang ke Indonesia pada Desember. Pada Maret 2020, pasien ini juga melakukan perjalanan ke Yogyakarta.
"Setelah itu sakit dan dirujuk ke RSUD dr Soedjati Soemodiardjo. Keluhan batuk, pilek, dan demam," terang Slamet.
Tak Jujur
Wakil Direktur RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, Titik Wahyuningsih, mengatakan, pasien asal Desa Bangsri tersebut tidak jujur saat dimintai keterangan. Dia awalnya mengaku tidak pernah pergi ke luar negeri maupun daerah yang statusnya zona merah Covid-19.
Dari keterangan inilah, pasien tersebut selanjutnya dirawat di satu kamar perawatan yang ada di bangsal Aster. Selama dirawat, pasien berumur 47 tahun itu juga ditangani dokter spesialis penyakit dalam.
Kemudian, kondisinya juga diobservasi lebih lanjut oleh dokter spesialis paru. Dari pemeriksaan dokter spesialis ini, diketahui pasien mengalami pneumonia.
"Setelah ditanya lebih lanjut, akhirnya pada 30 Maret, pasien baru mengaku kalau pulang dari luar negeri dan sempat main ke Yogya. Setelah menyampaikan keterangan itu, pasien kemudian dipindahkan ke ruang isolasi. Setelah sehat, pasien itu diperbolehkan pulang pada 2 April dan diminta isolasi mandiri di rumah," ungkap Titik, Jumat.
Pasien ini sempat diambil sampel lendirnya untuk diuji di laboratorium di Yogyakarta. Kemudian, hasil uji swab menyatakan kalau pasien itu positif Covid-19.
"Ada 76 orang yang sempat kontak langsung dengan pasien itu mulai tanggal 24 sampai 30 Maret. Mereka ini akan kami rapid test. Di antaranya, petugas pendaftaran, IGD, dokter, perawat, hingga tenaga kebersihan," ungkap Titik.
Sementara itu, Bupati Grobogan, Sri Sumarni menyayangkan ketidakjujuran pasien itu dalam memberikan keterangan kepada petugas medis. Akibatnya banyak pihak yang kelimpungan.
"Tolong, kepada masyarakat agar memberikan keterangan yang jujur pada petugas medis saat diperiksa. Sampaikan saja jujur, jangan berbohong. Dengan menyampaikan keterangan yang benar maka bisa dilakukan tindakan yang tepat," katanya. (kpc/ira)
Tujuh Tenaga Medis Diinapkan di Rumdin Sekda
TUJUH tenaga medis di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Kota Salatiga dikarantina mulai Selasa (14/4). Karantina dilakukan setelah mereka melakukan kontak dengan orang tanpa gejala (OTG) kasus corona yang tidak jujur saat memeriksakan diri ke rumah sakit hingga terkonfirmasi positif Covid-19.
Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan, seluruh tenaga medis tersebut sementara dikarantina di Rumah Dinas Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Salatiga agar memudahkan pemantauan.
"Jadi benar, ada tujuh tenaga kesehatan yang dikarantina setelah bersinggungan langsung dengan OTG yang terkonfirmasi positif Covid-19," terangnya saat dihubungi, Selasa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga Siti Zuraidah menambahkan, tujuh tenaga medis tersebut berstatus orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Secara protokol kesehatan, mereka akan menjalani karantina selama 14 hari.
Tujuannya, memutus mata rantai penyebaran covid-19, sekaligus memudahkan pemantauan kondisi kesehatan masing-masing. "Berdasarkan hasil tracing, PDP positif corona telah bersinggungan langsung dengan 47 orang. Tujuh orang di antaranya tenaga kesehatan rumah sakit," katanya.
Berdasarkan data DKK Kota Salatiga, hingga Selasa (14/4), ada 82 OTG di Salatiga. Selain itu, ada 17 orang dalam pemantauan (ODP), dua pasien dalam pengawasan (PDP), dan tiga pasien positif Covid-19. (ris)