Virus Corona Jateng
Tradisi Dugderan di Kota Semarang untuk Sambut Ramadan Digelar Tanpa Arak-arakan
Menjelang bulan suci ramadan, biasanya warga Kota Semarang menyambut dengan tradisi dugderan.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menjelang bulan suci ramadan, biasanya warga Kota Semarang menyambut dengan tradisi dugderan.
Tradisi ini digelar menghadirkan berbagai pertunjukan, penabuhan beduk, dan pawai dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung Semarang yang diikuti oleh sejumlah masyarakat serta menghadirkan patung warak ngendhok.
Namun, tahun ini penyambutan bulan ramadan di Kota Semarang akan berbeda.
• 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Diisolasi di Hotel, Ini Kata Ganjar
• Anda Ingin Dapat Dana BLT Rp 600 Ribu Per Bulan? Begini Syarat dan Cara untuk Mendapatkannya
• Muncul Kabar 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Humas Undip Ungkap Kondisi Mereka
• Profil Gus Baha, Putra Ulama Ahli Quran dan Santri Kesayangan Mbah Moen yang Kini Digandrungi
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, dugderan akan tetap berjalan namun tidak melibatkan masyarakat.
Tradisi ini akan dikemas sederhana tanpa kemeriahan arak-arakan.
"Tetap dilakukan tapi konsepnya sangat sederhana.
Nanti cukup saya dan bu wakil datang ke Masjid Kauman.
Diterima satu atau dua takmir.
Nanti takmir menyampaikan kepada masyarakat lewat toa masjid," kata Hendi, sapaannya, Kamis (16/4/2020).
Di samping itu, Hendi meminta kepada Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang untuk melantunkan doa-doa melalui pengeras suara di seluruh masjid di Kota Semarang setidaknya 15 menit.
Dia percaya, selain kekuatan medis dan social distancing, kekuatan doa juga bisa membantu penanganan covid-19 di Kota Semarang.
"Takmir masjid seorang diri bisa membaca doa-doa sehabis Magrib dan Isya atau pakai CD berupa doa.
Insyaallah kalau Kota Semarang dipenuhi doa saya yakin sekali akan membantu penanganan covid," katanya.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari menambahkan, selain arak-arakan, pasar dugderan yang biasanya digelar di seputaran Johar ditiadakan.
Hal ini guna mengurangi kerumunan massa di tengah pandemi covid-19.