Berita Solo
Menantu Tukang Becak Bantah Sudah Berdamai dengan 3 Satpam Museum Keris Solo, Kasus Berlanjut
Menantu tukang becak korban dugaan penganiayaan 3 satpam Museum Keris Solo menyatakan belum ada kesepakatan berdamai.
"Nanti mediasi dulu tidak apa-apa, pihak keluarga nuntut keadilan," tandasnya.
• Penyebab Kanker Lidah yang Mengakibatkan Ibunda Nunung Meninggal, Termasuk Menyantap Makanan Panas
• Perwira Polisi Tamatan Akpol 2019 Ditahan 21 Hari Plus Penundaan Pangkat Usai Pukul 3 Bintara
• Peserta Ijtima Gowa Jadi PDP Corona Ngamuk Minta Pulang, Ancam Celakai Tim Medis Pakai Pecahan Kaca
• Ibu Rumah Tangga Asal Solo Ditangkap di Wonogiri karena Bawa Narkoba
Video Viral
Video seorang tukang becak Ngadino Cipto Wiyono yang tengah 'dihakimi' tiga satuan pengamanan (satpam) di depan pos satpam Museum Keris Solo viral di media sosial (medsos) hingga menjadi perhatian Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Dugaan penganiayaan terjadi pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB di museum yang berada di Jalan Bhayangkara Nomor 2, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Namun video berdurasi 30 detik itu viral pada Minggu (19/4/2020) setelah tersebar di berbagai akun medos baik lokal maupun nasional.
Dengan sangat jelas seorang tukang becak yang dituduh pencuri babak belur dihajar tiga orang satpam.
Saat itu satpam mengintrogasi tukang becak Ngadino Cipto Wiyono, warga Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Sembari minta maaf karena kencing melewati pagar, Ngadino justru dihadiahi bogem mentah dan tendangan.
Bahkan seorang yang membawa kayu pramuka menyarangkan ke leher korban.
"Biasa wae, an**** kau," ucap seorang satpam dengan nada emosi yang melontarkan kata-kata hewan tidak senonoh.
Saat dikonfirmasi Kapolsek Laweyan, Kompol Ari Sumarwono, jike video yang viral benar adanya di wilayahnya.
"Kejadian itu benar, tetapi itu hanya kesalahpahaman," ungkap Ari, Minggu (19/4/2020).
Menurut dia, tukang becak sempat melompat pagar ke museum milik Pemkot Solo itu tanpa izin.
"Alasannya ingin kencing, lalu satpam curiga, dikirannya ingin melakukan kejahatan lalu satpam ini main hakim sendiri," kata Ari.
Bahkan polisi yang piket saat itu datang ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengecek keadaan dan mediasi kedua belah pihak.