Wabah Virus Corona
Dokumen Bocor, Korban Kematian Harian Akibat Corona di AS Diprediksi Capai 3.000 pada Juni
Kemudian dari kasus per hari, dokumen bocor itu mengungkapkan AS bakal mengalami 200.000 infeksi, dibandingkan data saat ini berjumlah 25.000
Korban Kematian Harian Akibat Corona di AS Diprediksi Capai 3.000 pada Juni
Berdasarkan Data Dokumen yang Bocor
TRIBUNJATENG.COM - Dokumen bocor milik pemerintah AS memprediksi, korban meninggal harian karena Covid-19 di sana bisa mencapai 3.000 orang pada Juni.
Berkas itu memperlihatkan bahwa proyeksi kematian harian karena wabah bakal melebihi jumlah tertinggi AS yang mencapai 1.750 orang.
Kemudian dari kasus per hari, dokumen bocor itu mengungkapkan AS bakal mengalami 200.000 infeksi, dibandingkan data saat ini berjumlah 25.000.
• Misteri Kim Jong Un yang Sempat Menghilang Berlanjut, Disebut Kini Pakai Joki, Lihat Beda Foto Ini
• Penyesalan Kaesang Pernah Tolak Permintaan Didi Kempot, Putra Jokowi Hanya Bisa Kenang Kebaikannya
• Karyanya Melegenda, Ini Foto-foto Rumah Megah Didi Kempot di Solo, Dekat dengan Pak Jokowi
• Pecahan Beton Sampai Masuk Balai Desa, 3 Orang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Pringapus Kab Semarang
Dokumen itu menimbulkan pertanyaan mengenai relaksasi penerapan pembatasan sosial di sejumlah negara bagian, dilaporkan Sky News Senin (4/5/2020).
Apalagi, Presiden Donald Trump selalu menekankan upayanya dalam membuka kembali dibuka,
dengan aksi protes menentang lockdown dilakukan pada akhir pekan lalu.
Sistem kesehatan mengalami kesulitan untuk menangani pasien yang terus berdatangan, dengan sejumlah kasus ada yang terpaksa dirawat di koridor rumah sakit.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperingatkan, masih ada tempat yang harus menanggung kasus infeksi maupun korban meninggal.
Meski, terdapat peningkatan di beberapa lokasi seperti New York City yang merupakan episentrum Covid-19 AS, New Orleans, dan Detroit.
Sejauh ini, Negeri "Uncle Sam" mencatatkan 67.000 kematian total karena virus corona, dengan sekitar 1,2 juta orang terinfeksi.
Pekan lalu, IHME dari Universitas Washington merilis pemodelan bahwa gelombang pertama wabah akan membunuh sekitar 72.400 orang.
Pada Minggu (3/5/2020), Trump menyatakan bahwa angka kematian total karena patogen bernama resmi SARS-Cov-2 itu akan mencapai 100.000 orang.
"Mungkin kami akan kehilangan dari 75, 80, sampai 100.000 orang.