Berita Video
Video Djarum Bagikan THR Total Rp 97 Miliar
PT Djarum telah membayarkan tunjangan hari raya (THR) kepada ribuan buruh rokok yang nilainya mencapai Rp 97 miliar.
Penulis: raka f pujangga | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Berikut ini Video djarum bagikan thr total rp 97 miliar
PT Djarum telah membayarkan tunjangan hari raya (THR) kepada ribuan buruh rokok yang nilainya mencapai Rp 97 miliar, pada hari Selasa (12/5/2020) ini.
Public Affairs Manager PT Djarum, Rahma Mochtar menjelaskan, pemberian THR tersebut diserahkan kepada buruh harian dan borongan di Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Lombok, Temanggung, dan Demak.
Tercatat secara keseluruhan terdapat 6.774 buruh harian dan 41.344 buruh borong sehingga totalnya 48.118 orang.
"Kami mengharapkan THR yang diberikan bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya."
"Apalagi di tengah pandemi begini," ujar dia, disela-sela pembagian THR di Brak SKT BL 53.
Jika dibandingkan pada penyerahan THR tahun 2019 mengalami peningkatan sekitar Rp 1 miliar.
Meskipun, jumlah buruh rokok hariannya lebih sedikit sekitar 3 persen dibandingkan tahun lalu.
"Karyawannya lebih berkurang sedikit karena ada yang pensiun, tetapi jumlah THR yang diberikan justru meningkat," jelas dia.
Sementara itu, buruh rokok borongan, Sunarti (50), warga Kudus, mengaku senang mendapatkan THR untuk memenuhi kebutuhan hidup saat Lebaran.
"Senang pasti dapat THR, bisa untuk Lebaran," ujar dia.
Wanita yang sudah 13 tahun bekerja di sana tersebut bisa membuat sedikitnya 2.000 batang rokok.
"Sehari bisa menyelesaikan sekitar 2.000 batang," ujar dia.
Terapkan Physichal Distancing
Supervisor Brak SKT BL 53, Reza Abdullah menjelaskan, selama pandemi covid-19 ini pihaknya menerapkan protokol kesehatan physical distancing antara pegawai.
Hal tersebut memaksa terbatasnya kapasitas ruangan, sehingga pihaknya membuat dua shift.
Shift pertama bekerja dari pukul 05.30 hingga 10.30, dan shift kedua berlangsung dari pukul 11.00 hingga 16.00.
"Karena kami atur jarak antar pegawai, tempatnya jadi terbatas. Makanya kami membuat dua shift," ujar dia.
Menurut Reza, jam kerja sekitar lima jam sehari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tengah turun di tengah pandemi covid-19.
Dari sebelumnya kapasitas produksi bisa mencapai 700 bal, saat ini turun menjadi 400 bal.
"Pasarnya sedang sulit, maka produksi kami juga ikut menurun," ujar dia.
Selain itu, pihaknya juga melakukan penutupan brak di wilayah Welahan dan Krapyak untuk efisiensi yang dimulai sejak awal tahun 2020 ini.
"Di sana masing-masing ada 1.000 pekerja, kami pindahkan ke sini untuk efisiensi," jelas dia.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga.
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :