Bertahun-tahun Suparman Masih Berdoa di Nisan Tanpa Nama Korban Mei 1998:Saya Tak Tahu Mana Zulkifli
Kalimat itulah yang diucapkan Onim Suparman (79) ketika menjawab pertanyaan perihal letak makam keponakannya, Zulkifli bin Dasman
TRIBUNJATENG.COM - "Tidak tahu yang mana makamnya."
Kalimat itulah yang diucapkan Onim Suparman (79) ketika menjawab pertanyaan perihal letak makam keponakannya, Zulkifli bin Dasman.
Zulkifli adalah salah satu dari ratusan korban tragedi kebakaran pusat perbelanjaan Yogya, Klender, Jakarta Timur, pada 14 Mei 1998.
Saat ini, pusat perniagaan itu lebih dikenal dengan sebutan Citra Mall Klender.
• Dinkes Lakukan Rapid Test di Pasar Tradisional, 2 Orang di Pasar Peterongan Semarang Reaktif Corona
• Resmi! Di Tengah Pandemi Corona, Presiden Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan
• Petugas Tiket Mujinga Tewas Setelah Diludahi Orang yang Tertular Corona, Polisi Lakukan investigasi
• Postingan Karyawan Bergaji 20 Juta Mengeluh Tak Dapat Bansos Sempat Trending, Ngakunya Rakyat Kecil
Suparman tak pernah menyangka, empat belas tahun lalu menjadi hari terakhir dirinya melihat keponakan yang telah lama tinggal bersamanya itu.
Saat itu, kata Suparman, Zulkifli tiba di rumah di Jalan Cipinang Muara III sekitar pukul 14.00 WIB.
Memang tidak seperti biasanya, sekolah tingkat menengah (STM) di bilangan Pondok Kelapa yang menjadi tempat Zulkifli menimba ilmu hingga kelas II itu mengizinkan para siswa pulang lebih cepat.
Di rumah, tidak ada yang berbeda dengan sikap Zulkifli, sampai akhirnya sekitar pukul 16.00 WIB, salah seorang teman mengajak keluar dari rumah.
"Ya, biasanya main palingan, sama temen-temennya," tutur Suparman di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Sabtu (14/5/2016) silam.
Setelah itu, Zulkifli tak kunjung pulang.
"Sampai pukul 06.00 (18.00 WIB), saya khawatir.
Kan orang-orang pada bilang ada rusuh di mana-mana," tutur dia.
"Nah, (sentra perbelanjaan) Yogya juga sudah kebakar katanya orang-orang, jarahan," lanjut Suparman.
Ratusan mayat di RSCM
Suparman mengatakan, saat itu, pencarian terhadap Zulkifli terus dilakukan.
Tetangga sekitar pun ditanyakan satu per satu.
Kekhawatirannya semakin menjadi karena para tetangga tidak melihat ke mana Zulkifli pergi.
Pada 15 Mei 1998 sekitar pukul 02.00 WIB, tersiar kabar bahwa korban-korban kebakaran Yogya dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Suparman pun bergegas ke sana.
Sesampainya di RSCM, ratusan jenazah terbungkus kantong sudah dijajarkan.
Tangis histeris keluarga korban menambah pilu suasana saat itu.
"Saya lihat sampai di sana (RSCM) sudah kantong plastik hitam (kantong jenazah) semua.
Kalau enggak salah, ada 250 kantong," kata Suparman.
Satu per satu jenazah itu diperhatikan.
Namun, karena kondisinya yang rusak parah, ia pun ragu untuk menunjuk salah satu jenazah sebagai Zulkifli.
"Melihat (jenazah) di Cipto (RSCM), ada yang sudah enggak ada tangan,
enggak ada kaki, kepala udah pada botak itu, hangus.
Saya kan enggak bisa mengenali jenazah," tutur dia.
Makam tanpa nama
Pihak RSCM mengabarkan, korban kebakaran Yogya dimakamkan di TPU Pondok Rangon.
"RS Cipto (RSCM), pas saya di kamar mayat, memberi tahu;
(jenazah para korban) untuk tragedi Klender hari ini bakal dikirim ke TPU Pondok Rangon," kata Suparman.
Setelah mendapat kabar tersebut, Suparman bersama keluarga berangkat menuju TPU dengan maksud mengiringi jenazah,
yang salah satunya diyakini sebagai jasad Zulkifli, ke tempat peristirahatan terakhir.
Sejak empat belas tahun lalu itulah, Suparman bersama ayah, ibu, dan keluarga Zulkifli selalu hadir di pemakaman ini.
Niatnya hanya satu, memanjatkan doa agar semua korban merasa tenang di akhirat.
Menurut pantauan Kompas.com, ratusan makam korban peristiwa Mei 1998 mengisi area tengah TPU Pondok Rangon.
Batu nisan di setiap makam yang ada di area itu hanya bertuliskan "Korban Tragedi 13-15 Mei 1998 Jakarta". (*)
• Resmi! Di Tengah Pandemi Corona, Presiden Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan
• Petugas Tiket Mujinga Tewas Setelah Diludahi Orang yang Tertular Corona, Polisi Lakukan investigasi
• Postingan Karyawan Bergaji 20 Juta Mengeluh Tak Dapat Bansos Sempat Trending, Ngakunya Rakyat Kecil
• Dinkes Lakukan Rapid Test di Pasar Tradisional, 2 Orang di Pasar Peterongan Semarang Reaktif Corona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Pilu Suparman dan Nisan Tanpa Nama Korban Tragedi Mei 1998