Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

FOKUS : Optimistis Menyambut Normal Baru

TAK terasa sudah hampir tiga bulan sejak Presiden RI joko Widodo mengumumkan pasien pertama yang mengidap Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020.

tribunjateng/grafis/bram kusuma
ERWIN Ardiansyah wartawan Tribun Jateng 

Oleh Erwin Ardian

Wartawan Tribun Jateng

TAK terasa sudah hampir tiga bulan sejak Presiden RI joko Widodo mengumumkan pasien pertama yang mengidap Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Hanya berselang dua minggu atau tepatnya pada Senin (16/3), Pemprov Jawa Tengah mulai meliburkan sekolah-sekolah.

Sejak saat itu pula, berangsur-angsur pola kehidupan berubah. Semua sekolah libur, toko dan mal tutup lebih cepat, bahkan mal sempat tutup total. Silaturahmi dibatasi, bahkan mudik pun dilarang. Semua yang semula normal mulai tak normal.

Dimana-mana, orang pakai masker. Tak ada lagi orang bersalaman, berpelukan, apalagi cipika-cipiki ketika bertemu. Kita tentu berpikir, suatu saat nanti, semua akan kembali ke normal.

Orang akan jalan-jalan tanpa masker, bersalaman atau cipika-cipiki saat bertemu, dan mal akan penuh sesak ketika ada pesta diskon.

Awalnya orang melihat berbagai perubahan itu tak normal, karena berbeda dengan hal yang biasa dilakukan. Lalu bagaimana jika hal baru yang di luar normal itu dilakukan terus-menerus tanpa batas akhir? Inilah yang akan disebut sebagai Normal Baru atau New Normal.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sudah memberikan sinyal, Kota Semarang akan menerapkan Normal baru ini mulai 8 Juni, atau dua minggu lagi. Hendi sudah meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) yang berhubungan dengan masyarakat untuk menyiapkan bagaimana New Normal.

Dinas pendidikan misalnya, mulai menyiapkan skenario kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar bisa mulai masuk sekolah dengan SOP kesehatan masker, kelas 1-4 masuk seminggu dua kali. Ada juga skenario menggunakan sekat mika.

Dalam hal pengaturan kerja, wali kota sudah menerapkan sistem shift di lingkungan Pemkot Semarang. Pemkot Semarang juga akan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat semakin memahami protokol kesehatan.

Tak hanya Pemkot Semarang, Pemprov Jateng tampaknya juga mulai bersiap diri. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkeliling ke tempat-tempat publik seperti mal, perkantoran, tempat ibadah dan sekolah.

Ibarat sedang belajar, rasanya waktu tiga bulan ini sudah cukup untuk lebih mengenal virus corona yang telah mengguncang dunia. Harapan untuk mengusir virus yang kali pertama muncul di Wuhan China ini dalam waktu dekat rasanya mustahil.

Melihat perkembangan penyebaran virus di semua negara, angka kematian memang bisa dikendalikan, namun untuk benar-benar menghentikan penambahan pasien baru, masih sulit.

Cara pandang terhadap virus ini pun mulai berubah. Jika berperang melawan virus hanya akan mendatangkan krisis multidimensi berskala besar, kebijakan yang akan diterapkan adalah hidup bersama.

Hidup bersama bukan berarti bersahabat atau berhenti berusaha menghilangkan, namun bagaimana manusia bisa terus menjalankan roda kehidupan, ketika virus Corona masih ada.

Sambil menunggu virus ini sepenuhnya lenyap yang entah kapan, roda kehidupan dengan segala aspeknya bisa berjalan normal.

Perlu digarisbawahi, kita harus terus optimistis, perang melawan corona akan dimenangkan. Namun sebelum itu, ayo kita tunjukkan kepada corona, bahwa manusia mampu beradaptasi dengan Normal Baru, demi bertahan di Bumi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved