Berita Viral
‘Saya Tak Bisa Bernapas’: Kata-kata Terakhir Pria Kulit Hitam, Kini Diteriakkan dalam Bentrok di AS
Polisi menembakkan gas air mata, sementara para demonstran melemparkan batu dan menyemprotkan cat di mobil polisi
"Sebenarnya saya takut keluar rumah karena kita sedang di tengah-tengah pandemi begini. Tapi tak mungkin saya diam saja?"
Kerumunan ratusan orang itu lalu berjalan bersama ke kantor polisi tempat bertugasnya anggota polisi yang diduga bertanggung-jawab untuk pencekikan Floyd.


Mobil patroli kepolisian disemprot dengan cat dan ditulisi, para pemrotes lalu melemparkan batu ke kantor polisi. Polisi menembakkan gas air mata dan granat suara serta semprotan busa.
Seorang pemrotes menyampaikan kepada stasiun TV CBS: "Ini benar-benar buruk. Polisi harus mengerti, inilah iklim yang mereka ingin ciptakan."
Seorang lagi berkata: "Saya berlutut dan memberi tanda damai, tapi mereka menembakkan gas air mata ke arah saya."
Menurut polisi, seorang mengalami cedera tidak serius sesudah dipaksa menjauh dari area protes. Namun kepolisian tidak merinci hal itu.
Apa yang terjadi pada George Floyd?
Petugas kepolisian sedang menanggapi laporan penggunaan uang palsu, dan mereka mendekati Floyd yang sedang berada di kendaraannya.
Menurut polisi, ia diminta untuk menjauh dari kendaraannya dan secara fisik melawan petugas.

Pernyataan polisi menyebutkan: “Petugas berhasil memborgol tersangka dan mencatat ia tampak mengalami tekanan medis”.
Video yang diambil dari lokasi peristiwa tidak memperlihatkan bagaimana awal konfrontasi itu.
Video itu memperlihatkan seorang petugas polisi kulit putih menggunakan lututnya untuk menekan leher Floyd ke tanah.

George Floyd mengerang "tolong, saya tak bisa bernapas" dan "jangan bunuh saya" sementara itu orang-orang yang lewat menyerukan kepada para petugas untuk melepaskannya.
George Floyd lalu berhenti bergerak, dan ambulans tiba untuk membawanya ke rumah sakit. Tak lama Floyd meninggal di sana.
Apa tanggapan resmi?