Berita Kendal
Sulasmi Warga Bandengan Kendal Kesal Hampir Setiap Hari Terendam Rob Sejak Awal Ramadan
Sulasmi, warga RT 08 RW 01 Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal,
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL -- Sulasmi, warga RT 08 RW 01 Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal, kesal lantaran setiap hari harus menghalau rob yang masuk ke rumah.
Dia berharap, pemerintah kabupaten setempat melakukan pengerukan sedimentasi atau membangun tanggul laut agar rob tak sering masuk pemukimah.
Sulasmi mengatakan, rob menggenani kampungnya sejak awal Ramadan. Biasanya, air datang sekitar pukul 13.00-19.00.
"Air datang dari sungai belakang (rumah), tempat bersandar banyak kapal nelayan," terang Sulasmi di rumahnya, Senin (1/6).
Saat ditemui, Sulasmi tengah menghalau air dari dalam rumah ke luar. Dia dibantu dua putrinya.
Dia sengaja tak menunggu air surut lantaran tidak diketahui kapan pasti air laut berhenti masuk ke rumahnya. Terparah, air bisa menggenangi dalam rumah hingga 40 sentimeter.
Itu sebabnya, Sulasmi dan keluarga mengemas perabot rumah tangga dan menyimpan di tempat lebih tinggi. Selain menjaga tak rusak, ini juga memudahkan proses pembersihan rumah.
"Kami hanya bisa pasrah, setiap hari harus membersihkan rumah dari rob. Mau meninggikan lantai rumah juga tidak ada biaya," ucap Sulasmi.
Diah Puji Astuti, putri Sulasmi menduga, rob tahun ini terparang dibanding beberapa tahun terakhir. Dia menduga, ini dipicu pendangkalan sungai di belakang rumah yang merupakan hilir sungai. Seingatknya, pengerukan sedimentasi sungai dilakukan dua tahun lalu.
"Normalisasi sungai harus dilakukan sesering mungkin. Atau, harus dicarikan solusi lain agar warga di sini tidak waswas terus terkena," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kendal Sri Supriyati mengatakan, ada puluhan rumah dan jalan kelurahan yang terendam rob di wilayah Bandengan. Tokoh masyarakat
Bandengan ini mengatakan, rob tertinggi biasa terjadi di RT 09 RW 08 dengan ketinggian mencapai 40 sentimeter.
Bahkan, saat hujan deras disertai air laut pasang, banjir rob bisa mencapai setengah meter pada titik-titik tertentu. Pihaknya pun telah mengusulkan agar pemerintah daerah dan dinas terkait segera mengecek lokasi dan melakukan kajian guna mengambil kebijakan penanggulangan.
"Saya amati, rob ini mulai sering terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Warga tidak bisa mengatasi selain hanya bisa usaha meninggikan rumah. Tentu, biaya besar, belum aktivitas mereka juga terganggu karena air rob menggenangi jalan-jalan," terangnya.
Sri juga meminta pemerintah mengkaji aktivitas kapal berbadan besar (kapal waring) yang diperbolehkan bersandar di hilir sungai. Ini memicu banyak air laut masuk ke sungai sehingga meluap ke rumah warga.