Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Tanya Sendiri ke Dia, Jawab Eks PM Malaysia Mahathir Saat Ditanya Punya Masalah Sama Anwar Ibrahim?

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, bersikukuh bahwa dia tidak punya masalah dengan Anwar Ibrahim.

Editor: galih permadi
(BENARNEWS/S.MAHFUZ)
Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim bersalaman dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad setelah pertemuan Dewan Presidensial Pakatan Harapan, Jumat malam (21/02/2020) 

"Semuanya diberikan kepada saya oleh negara; mobil, rumah, tagihan yang sudah dibayarkan, hingga akomodasi pesawat," tegasnya.

"Jika saya bisa kembali menjabat, atau demikian menurut pendapat orang, saya akan bertugas tapi tak lama karena usia saya 94 tahun.

Berapa bulan lagi tersisa?" tanyanya.

Dia berjanji akan kembali melakukan "pembersihan" pemerintahan jika Pakatan bisa mengambil kendali dari Perikatan Nasional, yang dipimpin PM Muhyiddin Yassin.

Mahathir menuturkan, dia melihat pemerintahan Muhyiddin tak ubahnya dengan pendahulunya dari aliansi Barisan Nasional, Najib Razak.

Dia menuding pemerintahan saat ini memilih politisi untuk mengelola perusahaan negara yang berujung pada korupsi, persis seperti Najib.

Dipecat Partai

Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad secara mengejutkan dikeluarkan dari partai yang didirikannya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).

Dilansir dari The Star, Kamis (28/5/2020), sang putra Datuk Seri Mukhriz Mahathir, Syed Saddiq, Syed Abdul Rahman, dan dua lainnya juga turut dikeluarkan dari partai tersebut.

Langkah frontal ini dilakukan karena Mahathir secara terang-terangan duduk di kursi oposisi pada saat sidang parlemen tanggal 18 Mei 2020.

Bahkan Mahathir menyatakan akan mendongkel PM Malaysia, Sri Muhyiddin Yassin yang merupakan pemimpin partai Pribumi Malaysia Bersatu

Dua lainnya yang dikeluarkan dari partai adalah Dr Maszlee Malik dan Amiruddin Hamzah, keduanya anggota dewan tertinggi Bersatu.

Keputusan itu disampaikan kepada mereka dalam sebuah surat oleh Sekretaris Pelaksana Bersatu, Muhammad Suhaimi Yahya, yang terlihat oleh The Star.

“Melalui pemberitahuan tertanggal 15 Mei, YB Tun menginformasikan bahwa posisi yang bersangkutan di Parlemen berada di bagian yang tidak mendukung pemerintah Perikatan Nasional yang dipimpin oleh Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin, yang merupakan presiden dan penjabat ketua Bersatu."

“Di sesi Parlemen pada 18 Mei, YB Tun juga bergabung dan duduk di blok Oposisi."

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved